benuanta.co.id, BERAU – Ketua Komisi III DPRD Berau, Saga kembali melaksanakan reses ke III tahun sidang 2023.
Kali ini penjaringan aspirasi menyasar masyarakat Kampung Balikukup, Kecamatan Batu Putih.
Pantauan benuanta.co.id, pelaksanaannya sama seperti reses sebelumnya, Saga pun disambut hangat oleh masyarakat Kampung Balikukup.
Tak hanya itu, tampak antusias masyarakat yang berbondong-bondong menyambut kedatangan rombongan sesaat sebelum menggelar reses.
Benar saja, sambutan hangat yang diterima oleh Ketua Komisi III tersebut, karena aspirasi sebelumnya telah direalisasikan.
“Saya ucapkan terima kasih yang sebesar-besar telah menyambut kedatangan saya beserta rombongan di Kampung Balikukup ini,” sapa Saga saat menjumpai warga Balikukup, Sabtu (21/10/2023).
Adapun aspirasi yang berhasil di tampung pada reses kali ini, di antaranya, kebijakan penggunaan kompresor sebagai alat bantu tangkap ikan.
Kemudian ada bantuan untuk Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD), bangunan Sekolah Menengah Pertama (SMP) yang masih menggunakan satu atap serta tidak terjamahnya internet di Kampung Balikukup.
“Selain itu masyarakat juga mengajukan permohonan bantuan untuk majelis ta’lim, pemenuhan alat musik tradisional termasuk persoalan perijinan kapal yang dirasa cukup sulit,” ungkapnya.
Dari keseluruhan aspirasi yang disampaikan oleh masyarakat, ia memaparkan, terkait larangan menangkap ikan menggunakan kompresor, tidak hanya di Kampung Balikukup saja yang mengeluhkan, termasuk Derawan, Tanjung Batu dan lainnya.
“Untuk itu saya akan secepatnya berkoordinasi dengan pihak terkait supaya ada solusinya. Penggunaan kompresor sudah jadi tradisi nelayan jika dilarang tentu sangat berdampak pada mata pencaharian masyarakat,” ucapnya.
Lebih lanjut, merespons persoalan kurangnya sapras pendidikan, khususnya PAUD,
Saga mengaku, sudah di anggarkan melalui Dinas Pendidikan (Disdik) Berau dan nantinya akan diupayakan untuk pemenuhan kebutuhan sekolah nantinya.
“Beberapa bulan lalu saya sudah menganggarkan khusus untuk Taman Kanak-Kanak (TK) di Kabupaten Berau, nanti akan saya sisihkan untuk PAUD di sini,” ujarnya.
Kemudian, keluhan masyarakat terkait persoalan perizinan kapal, dinilai cukup rumit dan tidak efektif selama ini. Pasalnya, sebelumnya masyarakat mengajukan cukup di tingkat kabupaten saja.
Namun, saat ini adanya perubahan regulasi mengharus pemilik kapal mengurus izin ke pemerintah pusat.
“Saya akan coba berkoordinasi dengan kementrerian kelautan dalam waktu dekat ini. Memang anggota DPRD tidak punya wewenang merubah undang-undang yang ada, tapi akan saya usahakan bagaimana bentuk penyelesaiannya nanti,” tuturnya.
Terakhir, masalah blank spot atau tidak adanya koneksi internet di kawasan perkampungan atau terpencil.
Kata Saga, mestinya, masyarakat pedalaman telah merdeka sinyal, terlebih, hal ini tidak sejalan dengan salah satu program bupati yaitu pemasangan 1000 titik wifi.
“Wifi sudah terpasang, bahkan ada lima titik di Kampung Balikukup tapi semua tidak berfungsi sama sekali. Akan saya koordinasikan agar permasalahan jaringan seluler dan internet ini bisa secepatnya di atasi,” bebernya.
Pada penghujung agenda reses, Saga menyampaikan, aspirasi yang disampaikan oleh masyarakat akan segera direalisasikan.
“Hanya saja, masyarakat diminta untuk bersabar dan memahami tentang mekanisme yang ada,” tegasnya.
Sebab, kata dia, ada beberapa tahapan dan prosedur yang harus dilalui sebelum melaksanakan permintaan atau usulan dari masyarakat, khususnya di Kampung Balikukup.
“Jadi intinya semua aspirasi yang berhasil di tampung akan saya kawal dan di perjuangkan karena memang itu tugas saya. Namun, ada proses dan tahap dan sudah ditentukan oleh pihak yang berwenang. Saya harap masyarakat bisa mengerti dan bersabar sebentar sembari saya mendorong seluruh aspirasi yang di tampung,” pungkasnya.(*)
Reporter: Georgie
Editor: Ramli