benuanta.co.id, TARAKAN – Kepolisian Daerah (Polda) Kalimantan Utara (Kaltara) menggelar apel operasi gelar pasukan Mantap Brata 2023-2024 guna pengamanan pemilihan umum (Pemilu) 2024 mendatang di Taman Berkampung pada Selasa, 17 Oktober 2023.
Terdapat 1.745 personel dilingkungan Polda Kaltara yang dikerahkan untuk mengamankan agenda pemilu mendatang.
Dalam rangkaian operasi ini terdapat simulasi kerawanan saat kontes demokrasi berlangsung. Simulasi yang dilakukan pihak kepolisian diibaratkan sebagai gambaran terberat jika eskalasi hari pelaksanaan pemilu terdapat protes dari oknum. Terlebih, Kota Tarakan masuk dalam wilayah terpadat di Kaltara dengan jumlah pemilih yang cukup banyak.
“Ada pengamanan di TPS kemudian ada polisi. Ini eskalasinya kerawanan, kalau tidak rawan jumlahnya pasti akan berbeda. Ini hal kerawanan terberat kita sudah siap. Jadi yang lebih ringan seyogyanya kita bisa,” sebut Kapolda Kaltara, Irjen Pol Daniel Adityajaya, Selasa (17/10/2023).
Ia melanjutkan, pemetaan terhadap titik-titik kerawanan tertentu tak dilakukan. Melainkan, pihaknya tetap menyesuaikan Standar Operasional Prosedur (SOP) terkait pengamanan kerawanan seluruh wilayah Kaltara. Adapun Polda Kaltara masuk ke dalam prioritas dua yang artinya wilayah polda yang rawan.
“Personel kita sudah siapkan jauh hari. Beberapa waktu lalu sudah pra operasi, bagaimana keamanan, penegakan hukum terpadu dalam Pemilu. Kita lakukan bersama dengan KPU dan Bawaslu,” lanjutnya.
Disinggung menyoal antisipasi kerawanan di wilayah pedalaman, jenderal bintang dua itu menyebut telah menyiapkan metode-metode pengamanan tersendiri. Terlebih pada awal tahun 2023, pihaknya telah melakukan latihan serupa di Kabupaten Bulungan.
“Tetapi di Tarakan kategori terawan di Kaltara,” imbuhnya.
Atensi lain dari pengamanan pemilu ini akan lebih ditekankan kepada provokasi dan penyebaran informasi hoax. Kapolda mengungkapkan selain mempersiapkan fisik bagi personel pihaknya juga melakukan upaya dan langkah seperti menjalin komunikasi dengan tokoh masyarakat untuk menciptakan suasana damai jelang hingga hari H pemilu.
“Kesadaran ini memang dari kita. Sehingga ada cooling system. Dari beberapa tahapan pemilu sejauh ini aman dan terkendali. Kita selalu himbau untuk menciptakan situasi yang baik,” pungkasnya.
Sementara itu, Ketua Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kaltara, Suryanata Al Islami mengapresiasi langkah pengamanan yang dilakukan oleh personel Polda Kaltara. Menurutnya, hal ini bagian dari penegasan diluar pihak penyelenggara seperti KPU dan Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu).
“Untuk memback-up pengamanan pemilu di Kaltara,” kata dia.
Berkaca pada pesta demokrasi 2019 lalu, Kaltara dinyatakan sebagai wilayah paling aman se Indonesia. Apalagi, saat itu merupakan pemilu pertama bagi Kaltara. Sejauh yang diikutinya, apel gelar pasukan kali ini merupakan kali kedua yang diikutinya.
“Ya kita berharap provinsi paling aman di Indonesia itu bisa dipertahankan. 2024 harus lebih aman. Termasuk Pilkada serentak,” imbuh Suryanata.
Menyoal indikasi kerawanan pada setiap tahapan pemilu, dijelaskan, seluruh tahapan berpotensi memiliki persoalan tersendiri yang tentu langsung dikoordinasikannya dengan unsur pengamanan sebagai bagian antisipasi. Dengan pengamanan siber telah pihaknya percayakan kepada kepolisian.
Terlebih, banyak bertebaran flyer calon legislatif (caleg) di luar tahapan kampanye.
“Banyak postingan yang mengarah ke pecah belah juga. Kita berharap juga patroli siber polisi dapat menjadi bagian untuk menghilangkan hoax di tiap tahun pemilu,” tutupnya.(adv)
Reporter: Endah Agustina
Editor: Ramli