benuanta.co.id, TARAKAN – Padaw Tuju Dulung adalah ikon sekaligus maskot dari Festival Iraw Tengkayu yang terdiri dari tiga warna khas Suku Tidung yaitu merah, hijau dan kuning.
Padaw Tuju Dulung merupakan perahu khas dari Suku Tidung pesisir yang memiliki arti Tujuh Haluan. Disebut sebagai Padaw Tuju Dulung karena memiliki tiga bagian cabang haluan yang digabungkan akan menjadi 7 haluan.
Tokoh budaya Kota Tarakan, Datu Norbeck mengungkapkan cabang haluan tengah memiliki tiga susun dan bagian cabang haluan kiri dan kanan masing-masing bersusun dua.
“Jadi ada 7, filosofisnya 7 adalah jumlah hari dalam seminggu,” ujar Datu Norbeck, Ahad (8/10/2023).
Datu Norbeck menjelaskan dalam perayaan Iraw Tengkayu banyak terdapat simbol-simbol dan angka dari kalender seperti 7 yang berasal dari jumlah hari dan sebagainya.
Penggunaan angka sendiri dalam Iraw Tengkayu dikarenakan latar belakangnya yang dulunya merupakan perayaan ulang tahun pelantikan raja dan untuk saat ini digunakan sebagai pertanyaan ulang Kota Tarakan.
“Kemudian ada beberapa filosofis lagi seperti warna pada Padaw Tuju Dulung. Ada warna kuning, hijau dan merah,” ungkapnya.
Terdiri dari tiga warna yang masing-masing memiliki arti dan makna tersendiri bagi Suku Tidung. Kuning merupakan warna nomor satu bagi masyarakat Tidung, memiliki kedudukan tertinggi karena memiliki makna meriah, hormat. Hijau, memiliki makna keyakinan dan kepercayaan sedangkan warna merah melambangkan ketegasan.
Dalam dekorasi Suku Tidung, terdapat motif yang warna kuning atau emas diberi pinggiran merah agar kontras dan motif tersebut menjadi lebih tegas yang berasal dari warna merah tersebut.
“Kemudian pendukung acara pembawa panji-panji semua ada 24 orang kemudian pemikul Padaw, 14 orang,” imbuhnya.
Lanjutnya, banyak orang yang mempertanyakan mengapa jumlah pemikul Padaw berjumlah 14 orang. Hal tersebut dikarenakan masing-masing sisi kiri dan kanan di isi oleh 7 orang yang akan memikul Padaw tersebut.
Tak hanya itu dalam prosesi Pelarungan Padaw Tuju Dulung terdapat 30 agra, pawang berjumlah 5 orang, 2 perempuan dan 3 laki-laki.
“Kemudian komandan upacara biasa disebut lingkuda, laki-laki yang akan memimpin jalannya upacara,” pungkasnya. (*)
Reporter: Sunny Celine
Editor: Yogi Wibawa