benuanta.co.id, TARAKAN – Jalan Slamet Riyadi yang terletak di Kelurahan Karang Anyar menjadi salah satu sentral perputaran ekonomi yang ada di Kota Tarakan. Tak ayal tempat ini tak pernah sepi dari aktivitas pertokoan sehingga kerap menuai kemacetan pada jam tertentu.
Berdasarkan pantauan reporter benuanta.co.id di sepanjang Jalan Slamet Riyadi, diketahui kemacetan kerap terjadi di pagi hari. Lalu lintas macet sering terjadi pada persimpangan Jalan Slamet Riyadi dengan Jalan Yos Sudarso. Bahkan untuk mengurai kemacetan, sejumlah petugas dari Satuan lalulintas (Satlantas) Polres Tarakan diterjunkan.
Sementara, pada jarak 300 meter di sepanjang tepi jalan Slamet Riyadi tepatnya di Toko SR dan sekitarnya terdapat sejumlah pedagang sayur mayur yang berjualan di tepi jalan dengan menggunakan kendaraan maupun menghamparkan dagangnya di badan jalan.
Di sekitar area ini juga selain aktivitas pertokoan, penjual sayur mayur juga ada rumah makan hingga warung.
Belum lagi sejumlah kendaraan roda empat yang tidak mendapatkan tempat parkir yang mengharuskan mobil tersebut terparkir di tepi jalan sehingga berkurangnya fungsi badan jalan.
Pada jarak 100 meter ke arah Jalan Kenanga, terdapat pasar kaget yang menjadi pilihan warga Kelurahan Karang Anyar untuk berbelanja. Hiruk pikuk sangat terasa saat di lokasi tersebut yang menyebabkan kemacetan tidak dapat dihindarkan.
Jika ditelusuri lebih dalam ke arah lapangan basket Kampung Bugis Dalam, pada hari tertentu truk kontainer maupun truk besar bermuatan barang kerap melakukan bongkar muat di daerah tersebut. Belum lagi pemilik dan penanggung jawab kontainer kerap meninggalkan kontainernya begitu saja sehingga menyebabkan arus lalu lintas menjadi tersendat.


Sri (44) pengunjung pasar kaget menjelaskan, kemacetan terjadi lantaran banyak kendaraan milik pengunjung yang tidak mendapatkan lahan parkir sehingga mobil tersebut parkir di badan jalan. Selain itu, terdapat sejumlah pedagang sayur yang memanfaatkan badan jalan untuk menjajakan dagangannya.
“Coba lihat dan foto itu pedagang yang berjualan di area toko SR, Foto juga kendaraan yang parkir di tepi jalan ya,” ucap Sri sambil menunjuk ke arah toko SR, Kamis (22/9/2023).
Yosafat (51) pengguna jalan mengatakan, kondisi hujan dapat memperparah kemacetan disepanjang jalan Slamet Riyadi. Ia kesal lantaran permasalahan lalu lintas tidak kunjung tuntas.
Ia menilai, pemerintah tidak berani bertindak tegas terhadap sejumlah pedagang yang masih berjualan menggunakan badan jalan.
“Saya yakin pemerintah sering melewati jalan Kampung Bugis, tapi tidak ada tindakan yang dilakukan untuk menangani kemacetan,” kesalnya.
Selain itu, Darmono pengguna jalan menuturkan, kemacetan tidak hanya terjadi di Kampung Bugis. Namun disejumlah jalan protokol ada banyak sejumlah kendaraan maupun pedagang yang berjualan menggunakan badan jalan, namun hal tersebut tidak menjadi sorotan.
“Lihat di jalan lain sekali-kali, ada banyak pemilik kendaraan dan pedagang yang menggunakan badan jalan tanpa terekspos oleh media,” terangnya.
Yanti, warga RT 12 Kelurahan Karan Anyar mengungkapkan, sejumlah truk kontainer ataupun truk besar sering lakukan bongkar muat di badan jalan. Hal tersebut dinilai membahayakan pengguna jalan.
“Sudahlah jalanan sempit, truk kontainer suka parkir di tepi jalan. mungkin separuh jalanan dipenuhi dengan truk kontainer itu,” kesal Yanti.
Kepala Bidang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan Mohdi menerangkan, jika pasar kaget merupakan pekerjaan rumah (PR) Pemerintah Kota (Pemkot) Kota Tarakan karena hal tersebut menyangkut masyarakat luas dan penanganannya tidaklah mudah.
Mohdi mengatakan, Dinas Perdagangan, Koperasi dan UKM Kota Tarakan merupakan salah satu dinas yang berhubungan dengan pasar.
“Dishub Tarakan salah satu tim dalam pembahasan tersebut,” ucapnya melalui panggilan telepon pada Selasa (26/9/2023).
Mohdi menjelaskan masuknya truk berukuran besar di Jalan Slamet Riyadi diperbolehkan karena termasuk jalan umum karena dimensinya pun memenuhi syarat. Selain itu, di jalan Anggrek dan sekitarnya terdapat sejumlah pergudangan.
“Loadingnya tidak setiap hari dan sewaktu-waktu saja,” singkatnya.
Sementara, Lurah Karang Anyar Mashuri tidak banyak memberi komentar terkait kondisi yang terjadi di Jalan Slamet Riyadi.
“Maaf pak, kami tidak bisa berkomentar banyak terkait hal tersebut, langsung konfirmasi ke Dishub saja,” tuturnya, Kamis (28/9/2023).
Berdasarkan penelusuran reporter benuanta.co.id melalui media sosial, pemilik toko SR menghadiri rapat analisis dampak lalu lintas (Andalalin) terkait pembangunan toko.
Saat dikonfirmasi, Kepala Dinas Perhubungan Ahmady Burhan saat di konfirmasi menjelaskan pemilik toko SR mengajukan andalalin dan pihaknya melakukan rapat secara tim bersama Polres Tarakan.
Secara hasil kajian hal tersebut memungkinkan. Nantinya toko SR akan membuat lokasi parkir untuk bangunan sesuai yang disampaikan di forum tersebut.
Ahmady mengatakan Dihub Tarakan mengembangkan kembali untuk tahap sosialisasi ke masyarakat. “Yang jelas kita antisipasi awal merupakan titik kemacetan di toko SR,” ujarnya.
Ia menuturkan, ke depannya sudah tidak ada lagi parkiran di depan toko namun diarahkan untuk masuk ke dalam. Hal tersebut sesuai dengan penyampaian pemilik toko saat forum tersebut.
Terkait sosialisasi ke masyarakat, Dishub Tarakan akan kembali melakukan sosialisasi lebih lanjut.
“Kita juga menghargai orang yang berjualan, tapi tetap kita minta agar mereka memenuhi aturan yang berlaku,” tuturnya.
Ia mengharapkan jika kemacetan di Jalan Slamet Riyadi dapat segera mengurai kepadatan lalu lintas dengan tetap mempertimbangkan pelaku usaha kecil.
“Intinya kita tetap menjaga ekonomi mereka tetap tumbuh,” singkatnya.
Terkait pasar kaget, Dishub Tarakan akan melakukan koordinasi kepada tim untuk lebih lanjut, salah satunya Satpol PP Tarakan. “Yang jelas dishub tidak ada kaitannya dengan pasar,” tutupnya.(*)
Reporter: Okta Balang
Editor: Ramli