Perangkat Desa di Nunukan Diberikan Pendidikan Sekolah Desa

benuanta.co.id, NUNUKAN – Inovasi yang digagas Kepala Dinas Pemberdayaan Masyarakat Desa (DPMD)Kabupaten Nunukan, Helmi Pudaaslikar bernama “Sekolah Desa”. Sekolah Desa merupakan sebuah model atau pendekatan pembelajaran berbasis masyarakat untuk mewujudkan perangkat desa, Badan Permusyawaratan Desa (BPD) dan Lembaga Kemasyarakatan Desa (LKD) yang kompeten dalam melaksanakan tugas dan fungsinya masing-masing.

Helmi mengatakan dengan metode pembelajaran jarak jauh dan tatap muka, sekolah desa memiliki target jangka pendek yang diterapkan secara digital pada 20 desa di wilayah pulau Nunukan dan Pulau Sebatik.

Ini sebuah model dengan pendekatan pembelajaran yang akan dibangun khusus untuk aparatur desa di Kabupaten Nunukan. Pihak DPMD Nunukan akan memberikan desain belajar yang nantinya akan diberikan modul berupa video berdasarkan kebutuhan kompetensi di pemerintahan desa.

Baca Juga :  52 Hari Menjabat, Hermanus Fokus Dengarkan Aspirasi dan Cari Solusi

Modul tersebut nantinya akan diunggah ke dalam portal yang sudah di buat yakni Sekolah Desa sehingga para peserta akan bisa mengakses dan akan masuk ke ruang pembelajaran sesuai dengan kompetensi masing-masing perangkat desa.

Kompetensi yang haru dimiliki aparatur perangkat desa ada tiga, di antaranya kompetensi manajerial yang harus memiliki integritas, kerja sama dalam tim, komunikasi yang efektif dengan tujuan pembangunan di desa akan berjalan lancar dan akan membawa kemajuan desa tersebut. Kemudian kompetensi sosio kultural materinya hanya satu yakni tentang wawasan kebangsaan.

“Wawasan kebangsaan wajib dimiliki setiap perangkat pemerintah desa, karena ada fungsi perekat bangsa yang harus dimiliki mereka, jangan sampai sebagai penyelenggaraan pemerintah justru jadi provokator didesanya ini yang tidak kita inginkan,” kata Helmi kepada benuanta.co.id. Kamis, 14 September 2023.

Baca Juga :  52 Hari Menjabat, Hermanus Fokus Dengarkan Aspirasi dan Cari Solusi

Terakhir adalah teknis, seperti apa teknis melaksanakan musyawarah desa, menyusun RAB teknik di desa, dan seperti apa dalam penyusunan pertanggungjawaban di desa.

Untuk proyek perubahan sekolah desa yang baru diluncurkan oleh Bupati Nunukan Asmin Laura Hafid, untuk jangka pendeknya akan dibuat klaster peserta yaitu di wilayah Nunukan satu desa dan Pulau Sebatik sebanyak sembilan belas desa yang diwajibkan ikut pembelajaran. Dijangka menengah akan diperluas di desa-desa Kabudaya dan Krayan yang terjangkau internet. “Sedangkan yang tidak terjangkau internet tetap akan kami laksanakan pelatihan dengan cara tatap muka,” jelasnya.

Baca Juga :  52 Hari Menjabat, Hermanus Fokus Dengarkan Aspirasi dan Cari Solusi

Dia juga menjelaskan dengan pembelajaran menggunakan portal yang dapat menyingkat waktu dan tidak menggunakan anggaran yang cukup besar. Jika pembelajaran itu dilakukan dengan cara manual dan tatap muka dalam setahun bisa menghabiskan anggaran Rp. 9.230.000.000. Untuk bisa keliling mendapatkan pelatihan secara bergiliran itu bisa memakan waktu 7 hingga 9 tahun mengingat banyaknya perangkat desa di Kabupaten Nunukan.

“Dengan adanya portal sekolah desa bisa menjawab semuanya, jika dalam sehari bisa diakses maka pembelajaran hari itu juga akan selesai, jadi kita memberikan kemudahan kepada peserta,” terangnya.(*)

Reporter: Darmawan

Editor: Ramli

WhatsApp
TERSEDIA VOUCHER

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *