benuanta.co.id, NUNUKAN – Meski telah ditawarkan oleh Balai Pelayanan Pelindungan Pekerja Migran Indonesia (BP3MI) Kalimantan Utara (Kaltara) untuk berkerja pada perusahaan perkebunan sawit yang ada di Kaltara. Puluhan Calon Pekerja Migran Indonesia (CPMI) yang gagal diselundupkan ke Malaysia lebih memilih pulang ke kampung halamannya.
Kepala BP3MI Kaltara, Kombes Pol F Jaya Ginting menyampaikan dari hasil assessment terhadap 31 CPMI hasil pencegahan Tim Second Fleet Quick Response (SFQR) Lanal Nunukan pada Jumat (8/9/2023) lalu.
“CPMI ini di antaranya ada 10 orang laki-laki, 14 perempuan dewasa, 2 anak laki laki dan 4 anak perempuan. Masing-masing mereka ini tujuan kerjanya berbeda-beda, ada yang ingin kesana untuk bekerja sebagai buruh perkebunan, buruh pabrik kayu, supir truk, hingga asisten rumah tangga,” kata Ginting kepada benuanta.co.id, Rabu (13/9/2023).
Ginting mengatakan, dari pengakuan para CPMI ini mereka telah membayar 2.000 Ringgit Malaysia atau setara Rp 7 juta rupiah kepada calo atau pengurus yang akan memfasilitasi mereka sampai ke Malaysia melalui jalur ilegal.
Tak hanya itu, lanjut Ginting, para CPMI ini telah menjalani pemeriksaan sebagai saksi terkait modus-modus praktik penyelundupan yang dilakukan oleh calo atau pengurus yang tidak bertanggungjawab.
Usai dilakukan pemeriksaan dan pendataan terhadap CPMI ini, para WNI ini kemudian dipulangkan ke daerah asalnya. Dengan dengan menumpangi kapal Pelni rute Nunukan- Sulawesi Selatan.
“Sebelumnya ada lima orang yang sudah kita pulangkan menggunakan kapal Swasta Km Pantokrator rute Nunukan- Pare-Pare, selebihnya menggunakan Pelni,” ungkapnya.
Ginting mengatakan, sejatinya pihaknya telah menawarkan kepada para CPMI untuk bekerja di perusahaan mitra BP3MI yang ada di Nunukan. Akan tetapi, para CPMI lebih memilih dipulangkan ke daerah asalnya.
“Sudah kita tawarkan juga kerja di sini, tapi mereka lebih memilih pulang ke kampung halamannya, kita juga tidak bisa paksakan, tapi kita juga telah memberikan edukasi terkait tata cara menjadi pekerja migran yang resmi,” tutupnya. (*)
Reporter: Novita A.K
Editor: Yogi Wibawa