benuanta.co.id, TARAKAN – Kematian wanita di dalam indekos di Jalan Lumpuran Kelurahan Kampung Satu sudah tiga pekan berlalu. Hingga kini belum juga terungkap siapa pembunuh Nabila Putri (21). Saat ini pihak kepolisian masih menunggu hasil Tim Puslabfor Polda Jatim.
Setelah sebelumnya, sejak ditemukannya Nabila pada 26 Agustus 2023 lalu, polisi mengumpulkan barang bukti dan keterangan (pulbaket) dari sejumlah rekan dan keluarga dekat dari Nabila. Sayangnya, kendala menghambat terungkapnya kasus ini seperti handphone Nabila yang hilang, dompet yang juga tak ada di TKP serta CCTV yang tak tersedia di lokasi tersebut.
Satreskrim Polres Tarakan juga sempat meminta bantuan kepada Pusat Laboratorium Forensik (Puslabfor) Polda Jatim yang telah melakukan olah TKP pada Rabu, 30 Agustus 2023 lalu. Alhasil, Puslabfor mendapati beberapa clue di antaranya bercak sperma dan DNA darah di kasur tempat Nabila ditemukan.
Kapolres Tarakan, AKBP Ronaldo Maradona melalui Kasat Reskrim, AKP Randhya Sakthika Putra menerangkan hingga saat ini pihaknya masih menunggu hasil dari olah TKP Tim Puslabfor Polda Jatim. Diketahui, untuk mengetahui hasil scientific investigation itu membutuhkan waktu 2 pekan lamanya.
“Jadi ini baru seminggu pertama. Mungkin Minggu depan kita akan mengetahui hasilnya,” terangnya, Selasa (12/9/2023).
Dilanjutkan Randhya, selain menggunakan scientific investigation, polisi juga menggunakan investigasi Information Technology (IT) untuk mengungkap petunjuk-petunjuk baru. Menyoal hasil otopsi yang dilakukan oleh rumah sakit di hari Nabila ditemukan, Randhya mengatakan tak ada indikasi yang mencurigakan dari organ dalam Nabila.
“Sebelum meninggal tidak ada indikasi racun, alkohol juga tidak ada. Organ dalamnya bersih. Kita masih dalami secara sains dan IT-nya. Barang bukti juga belum ada yang bertambah,” sambung perwira balok tiga itu.
Saksi yang diperiksa, dikatakan dia terdapat penambahan sebanyak 2 orang yang berasal dari rekan Nabila, sehingga total saksi yang diperiksa polisi sebanyak 17 orang. Disinggung menyoal dugaan pelaku, Randhya tak menampik. Ia menegaskan terdapat beberapa orang yang dicurigai terlibat atas kematian gadis asal Sukabumi itu, namun harus didasari bukti yang kuat.
“Mencurigai orang boleh. Tapi harus disertai alat bukti. Saya tidak bisa sampaikan ciri-ciri terduga pelaku. Mungkin juga lebih dari satu pelaku,” tandasnya. (*)
Reporter: Endah Agustina
Editor: Nicky Saputra