benuanta.co.id, TANJUNG SELOR – Aliansi Rakyat Kalimantan Utara (Kaltara) Peduli Pendidikan Anak Perbatasan mendatangi Kantor Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kaltara untuk melangsungkan Rapat Dengar Pendapat (RDP). Kegiatan tersebut turut menghadirkan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Kaltara dan Badan Pengelola Perbatasan Daerah (BPPD) Kaltara selaku instansi terkait di Pemprov Kaltara.
Koordinator Aliansi Rakyat Kaltara Peduli Pendidikan Anak Perbatasan, Jimmy Nasroen mengatakan, perjuangannya saat ini terkait dengan keinginan mewujudkan Kampung Bahasa di Desa Gunung Sari, Kabupaten Bulungan.
“Alhamdulillah, dari pertemuan ini ada salah satu anggota dewan ingin memberikan anggaran untuk Lab Bahasa,” katanya.
Laboratorium Bahasa yang dimaksud akan mengakomodir pelatihan Bahasa Jepang, Korea dan Mandarin. Ketiga jenis bahasa ini dipilih sesuai rekomendasi Kementerian Ketenagakerjaan (Kemnaker) untuk mengikuti program magang di luar negeri.
“Tanggapan dari teman-teman DPRD dan OPD terkait sepakat untuk itu,” jelasnya.
Jimmy memaparkan, substansi adanya pusat pelatihan bahasa asing adalah untuk mempersiapkan lulusan sekolah menghadapi kehadiran mega proyek. Seperti salah satunya di Kawasan Industri Hijau Indonesia (KIHI) Tanah Kuning.
“Selain untuk menghadapi KIPI, Bulungan memiliki kawasan pangan atau food estate. Di sini ada anak-anak petani di Tanjung Buka yang bisa dikirim ke Jepang untuk pelatihan teknologi pertanian. Namun mereka perlu menguasai bahasa di sana terlebih dahulu,” jelasnya.
Secara spesifik, lokasi Kampung Bahasa akan dipusatkan di Kawasan Pondok Pesantren Fatimah Azzahra. Sedangkan Laboratorium Bahasa akan dibangun di SMA Idrisiyyah.
Menanggapi hal tersebut Anggota Komisi IV DPRD Kaltara, Iskandar mengatakan, Disdikbud Kaltara perlu berterima kasih kepada Aliansi Rakyat Kaltara Peduli Pendidikan Anak Perbatasan yang memiliki pola pikir lebih maju menghadapi geliat investasi yang masuk.
“Disdik perlu berterima kasih karena aliansi ini punya mindset menghadapi KIPI, dimana butuh penguasaan bahasa asing, itu harus ada,” ucapnya, Rabu (6/9/2023).
Secara umum kata Iskandar, pembangunan Laboratorium Bahasa akan melalui dana aspirasi. Namun, Iskandar belum bisa memaparkan lebih teknis terkait pelaksanaannya.
“(Pembangunan Lab Bahasa) melalui dana aspirasi, kita akan terima itu. Kalau seperti apa bentuknya, nanti tanya ke dinas pendidikan, bentuknya bankeu atau langsung dari OPD yang membangunnya,” pungkasnya.(*)
Reporter: Ikke
Editor: Ramli