benuanta.co.id, TARAKAN – Hujan deras yang mengguyur Tarakan pada Selasa, 29 Agustus lalu, menyebabkan rumah jabatan Kapolres Tarakan di Jalan Jenderal Sudirman terendam banjir yang bermuatan pasir. Pasir tebal itu diduga berasal dari proyek pengerjaan siring Kantor Pajak Tarakan.
Berdasarkan pantauan benuanta.co.id, saat berada di Jalan Jenderal Sudirman, RT 04 Kelurahan Pamusian, Kecamatan Tarakan Tengah, tampak tumpukan pasir tebal memenuhi aliran parit. Akibat tumpukan sedimen pasir, diduga sejumlah tempat usaha maupun rumah warga tergenang air dan pasir.
Secara lokasi kedua tempat tersebut berada di atas gunung, namun malah tergenang air yang diduga imbas dari proyek tersebut.
Joice (bukan nama sebenarnya) pekerja kopi Jhon menjelaskan, sempat terjadi banjir besar yang mengakibatkan cafe dipenuhi sejumlah pasir tebal.
“Bukan saya saja yang mengalami hal serupa, rumah Kapolres pun demikian,” ucapnya. Kamis (31/8/2023).
Joice mengungkapkan, pasca banjir, ia beserta rekan yang lain membersihkan tumpukan pasir dan berhasil mengumpulkan tanah tersebut sebanyak dua mobil pikap.
“Jika dilihat, pasir itu berasal dari proyek pengerjaan siring Kantor Pajak,” ungkapnya.
Joice mengaku ketebalan pasir mencapai 2 cm. Diketahui terdapat drainase yang tertutup pasir sehingga jika terjadi hujan, pasir tersebut naik akibat dibawa arus air.
“Kami sudah melaporkan kejadian tersebut kepada instansi terkait, namun hingga detik ini belum ada tindak lanjut,” keluhnya.
Lantaran laporannya tidak ditanggapi, Joice bersama timnya membersihkan sejumlah tumpukan pasir tersebut. Ia mengatakan, longsoran tanah baru terjadi kali ini pada Selasa (29/8/2023). Namun untuk banjir sudah sering terjadi yang diakibatkan buntunya saluran air.
“Dengan optimalisasi drainase di depan rumah Kapolres, semoga banjir tersebut dapat segera diatasi,” imbuhnya.
Sementara, Kapolres Tarakan AKBP Ronaldo Maradona T.P.P Siregar membenarkan, rumah dinasnya sempat dilanda banjir yang disertai dengan lumpur. Kejadian tersebut sudah terjadi selama 3 kali. Akibat kejadian tersebut, seluruh perabotan rumah tangga termasuk kasur pun ikut basah.
“Air masuk dari depan rumah,” ucapnya melalui pesan singkat.
Terpisah, kepala tukang pengerjaan siring Kantor Pajak Tarakan, Nursikan (40) menjelaskan bukit yang dalam proses pengerjaan siring telah dibentengi dengan pondasi. Hal tersebut berfungsi menutup turunnya pasir ke aliran pembuangan air.
Nursikan membantah jika pasir yang terbawa banjir disebabkan oleh pengerjaan siring. Jika hujan, air yang membawa pasir tentu mengalir ke tempat yang paling rendah. Ia mengaku proyek tersebut sudah berjalan selama satu bulan.
“Sekalipun hujan deras, yang keluar air hujan, bukanlah pasir ataupun tanah,” terangnya.
Nursikan mengatakan jika pemerintah sudah melakukan peninjauan terhadap proyek pengerjaan siring tersebut. Berdasarkan hasil pengecekan, tidak ditemukan jika penyebabnya berasal dari kegiatan tersebut.
“Memang ada keluhan, makannya pemerintah melakukan pengecekan di proyek ini. Bagi kami tidak ada masalah, jika ada pun akan kami perbaiki,” tuturnya.
Kemudian saat dikonfirmasi melalu pesan singkat, Lurah Pamusian, Siti Nurdiyanah enggan memberikan komentar terkait hal tersebut.
‘’Mohon maaf, kami belum bisa memberikan informasi,’’ tutupnya. (*)
Reporter: Okta Balang
Editor: Yogi Wibawa