benuanta.co.id, TARAKAN – Bidang Laboratorium Forensik Polda Jatim melakukan olah Tempat Kejadian Perkara (TKP) di indekos milik Nabila Putri yang ditemukan tewas pada Sabtu, 26 Agustus 2023 lalu.
Selama kurang lebih 2 jam lamanya, Puslabfor Polda Jatim melakukan rangkaian olah TKP dan menemukan jejak darah dan sperma di kos milik Nabila, Rabu, 30 Agustus 2023.
“Nantinya akan bisa kita kerucutkan menggunakan DNA forensik yang tentu mengarah ke siapa pelaku ini,” ujar Kasubbid Kimia Biologi Forensik Polda Jatim, AKBP Arif Andi Setiawan, Rabu (30/8/2023).
Dia melanjutkan, berdasarkan keterangan penyidik, korban yang berprofesi sebagai jasa booking out (BO) banyak menerima pelanggan pria. Hal itulah yang menjadi dasar DNA forensik guna memilah siapa dalang dibalik tewasnya wanita berusia 21 tahun itu.
“Secara screening tes ada beberapa kita temukan sperma di seprei dan kasur. Kemudian kita juga temukan bercak darah. Kita akan cek itu profil siapa,” lanjutnya.
Adapun titik penemuan bercak darah itu ialah di kasur posisi kepala korban ditemukan Diduga kuat, bercak darah itu mengalir dari hidung korban selepas tiga lilitan kabel membuatnya kehabisan oksigen.
Menyoal sidik jari, dikatakannya sudah terlebih dahulu diambil oleh Tim Identifikasi Satreskrim Polres Tarakan selepas ditemukannya Nabila.
“Proses untuk DNA forensik ini kita menggunakan rapid, kurang lebih 3 hari bisa selesai. Tapi kalau kondisi DNA nya bagus bisa keluar hasilnya, kalau eror kita lakukan DNA Stationer itu manual ya agak lama sekitar 2 mingguan,” bebernya.
Lebih jauh diuraikannya, di Indonesia sendiri masih dalam upaya untuk database DNA. Adapun yang ada saat ini ialah database sidik jari dan retina mata seperti yang dilakukan saat perekaman e-KTP.
Setelah nantinya hasil DNA keluar melalui alat yang tersedia, barulah pihak Satreskrim Polres Tarakan akan mengerucutkan ke terduga pelaku yang saat ini sudah dikantongi identitasnya.
“Saya kan memberikan informasi profilnya. Itu nanti Kasat Reskrim sudah paham, paling tidak dilakukan penyelidikan lanjutan,” sambungnya.
Disinggung soal helaian rambut yang mungkin juga ditemukan di sekitaran TKP, menurut dia hal itu pasti dapat diketahui saat dilakukan otopsi. Pihaknya juga akan mendalami lebih lanjut menyoal kondisi organ bagian dalam korban. Terlebih, dalam kematian korban tak ada satupun warga yang mendengar keributan maupun jeritan meminta pertolongan.
“Siapa tahu pelakunya banyak karena tidak ada suara ribut-ribut. Mungkin saja dibekap dulu. Kalau pelaku lebih dari satu pasti sudah ada teriakan,” tuturnya.
Saat ini sudah terdapat puluhan barang bukti yang diamankan oleh Satreskrim Polres Tarakan dari kasus tewasnya Nabila Putri. Kepolisian juga telah menegaskan, kasus ini terindikasi mengarah kepada kesengajaan seseorang yang membuat Nabila kehilangan nyawa, beberapa identitas yang diduga berkaitan erat dengan kasus ini juga telah dikantongi polisi. (*)
Reporter: Endah Agustina
Editor: Yogi Wibawa