DPRD Berau Minta Pemkab Segera Lakukan Pemetaan dan Inventarisasi Guru Inklusi

benuanta.co.id, BERAU – Program guru belajar seri inklusif yang merupakan salah satu formula baru pemerintah dalam meningkatkan kompetensi guru dalam memahami keberagaman peserta didik.

Turut mendapat perhatian dari Wakil Ketua I DPRD Kabupaten Berau Sarifatul Sya’diah bahwa Pemerintah Kabupaten (Pemkab) harus serius menangani persoalan tersebut mulai dari pelosok sampai pesisir di Bumi Batiwakkal

“Ya karena guru inklusi itu kan memang tidak sama dengan guru-guru pada umumnya. Karena dia punya teknik mengajar berbeda,” ungkapnya, Rabu (29/8/2023).

Baca Juga :  Polres Kumpulkan 10 Saksi Kasus Kematian Wanita di Mayang Mangurai

Ia juga mengungkapkan pada masa kini mencari profesi guru inklusi yang memahami keberagaman peserta didik serta untuk  meningkatkan kemampuan dalam mengadaptasi kurikulum sesuai dengan kebutuhan peserta didik sangat sulit.

“Karena mencari profesi guru inklusi saat ini di Berau sangat sulit. Dan guru inklusi ini pun sudah kami bawa sampai pembahasan di TAPD,” ucapnya.

Pasalnya kata Sari persoalan kebutuhan guru inklusi pada Rapat Tim Anggaran Pemerintah Daerah (TAPD) Pemkab Berau pun bahkan telah mencapai pokok pembahasan tentang insentif.

Baca Juga :  53 Kampung di Berau Bakal Gelar Pilkakam

“Ada insentif lebih untuk guru. Saat itu disampaikan pak Agus Wahyudi seperti demikian kepada kami dan guru-guru untuk ada insentifnya,” ujarnya.

Termasuk untuk mengatasi hal tersebut, dirinya mengimbau kepada Dinas Pendidikan Berau agar segera lakukan pendataan terhadap Anak Berkebutuhan Khusus (ABK) di masing-masing kecamatan.

“Kalau jumlahnya banyak ya harus segera dipersiapkan guru dan kelas yang dibutuhkan karena setiap anak punya hak yang sama baik berkebutuhan khusus dan sebagainya,” bebernya.

Baca Juga :  Kabut Asap Makin Tebal, Wabup Berau Bakal Temui Sejumlah OPD

Kendati demikian, pihaknya berharap supaya Dinas Pendidikan Berau untuk segera lakukan inventarisasi dan lakukan pemetaan.

“Pada masing-masing kecamatan. Karena tidak mungkin misal satu kelas anak-anak berkebutuhan khusus digabung belajar bersama anak pada umumnya. Pasti ada solusinya,” pungkasnya.(*)

Reporter: Georgie

Editor: Ramli

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *