benuanta.co.id, TARAKAN – Musik Alam Fest 2023 yang bertajuk kolaborasi akan kembali digelar pada September 2023 mendatang.
Guna mengurangi pencemaran lingkungan dan memberikan edukasi terkait daur ulang sampah menjadi barang kerajinan yang bermanfaat. Panitia yang tergabung dari aliansi komunitas kaltara menyediakan slot terbatas yaitu dengan menukarkan sampah dengan tiket. Hal tersebut senada dengan tema yang digaungkan yaitu kolaborasi.
Berdasarkan data dari Asosiasi Industru Olefin, Aromatik dan Plastik Indonesia (INAPLAS) dan Badan Pusat Statistik (BPS) menyebutkan Indonesia menghasilkan sampah 64 persen juta ton sampah plastik per tahun.
Ketua Panitia Musik Alam Fest 2k23, Irawati Tahir melalui Asrul Salam menjelaskan, Musik Alam Fest 2023 akan diselenggarakan 29 hingga 30 September mendatang. Dalam pelaksanaan panitia akan menyediakan celah kepada pengunjung dengan menukar sampah dengan tiket dengan syarat yang berlaku.
Adapun persyaratanya seperti bungkus kopi sebanyak 10 buah, botol air mineral ukuran sebesar 10 buah. Bekas air mineral 20 buah beserta penutup.
“Selain itu sachet kopi instan 30 bungkus dalam keadaan bersih dan kering dan koran bekas seberat 2 kg,” ucap Asrul Salam yang akrap di sapa acul.
Tidak hanya pergelaran music dan seni. Musik Alam Fest 2023 nantinya akan diisi dengan live ekobrick di lokasi acara yang nantinya akan dilaksanakan diskusi lingkungan dengan beberapa narasumber.
“Sampah tersebut akan dikerjakan dan di olah hingga menjadi tas, tempat tisu dan sejumlah kerajinan lainnya, hal tersebut menjadi konsen kita pada music alam tahun ini,” tuturnya saat dihubungi via telepon.
Hal tersebut sejalan dengan tema Musik Alam Fest 2023 yaitu kolaborasi dan aksi. Dengan melibatkan masyrakat yang fokus terhadap pengolahan sampah, pihaknya dapat memberikan edukasi kepada masyarakat bahwa sampah yang berada dilingkungan masyarakat dapat menjadi nilai ekonomi yang menarik.
“Masyarakat enggan menggunakan produk dari ekobrick lantaran sudah bergantung dengan barang-barang yang bermerk,” ungkapnya.
Acul menuturkan, isu lingkungan bukan hanya pembahasan dalam skala nasional melainkan juga internasional. Hal tersebut kini menjadi persoalaan di berbagai belahan dunia. Setelah dikerucutkan, panitia sepakat mengangkat isu sampah dan menjadi tema dalam rangkaian kegiatan tersebut.
“Kita menemukan Agus Triyani seorang yang mendaur ulang sampah rumah tangga sehingga dapat menghasilkan nilai ekonomi,” Ucap Acul.
Ecobrick merupakan aktivitas meminimalisir sampah dengan mengolah plastik maupun botol hingga menjadi sebuah produk. Usai melakukan diskusi dengan panitia Musik Alam Fest 2023 penggiat ecobrick akan mengisi dalam rangkaian kegiatan yang akan dilaksanakan di hutan kota bunda hayati, Tanjung Selor.
Sebagai tindakan nyata, kini Acul telah menggunakan tempat tisu dari bahan bungkus kopi, dan tas berbahan Koran.
“Sebelum mengkampayekan hal tersebut, tentu harus dimulai dari diri sendiri,” terang Acul yang juga merupakan ketua komunitas Bulungan Vespa Club (BVC).
Kini panitia Musik Alam Fest 2023 mengkampanyekan persoalan sampah dengan melibatkan pelajar yang tergabung dalam sukarelawan dalam acara tersebut.
‘’Nantinya kami akan mengkampanyekan hal tersebut baik di lingkungan sekolah, tempat kerja mapun lingkungan tempat tinggal,’’ tutupnya.(*)
Reporter: Okta Balang
Editor: Yogi Wibawa