Menjaga Kualitas Kain Tenun dengan Dikerjakan Secara Manual

benuanta.co.id, TARAKAN – Kain tenun merupakan warisan budaya yang harus dilestarikan. Keberadaanya justru dapat mendongkrak perputaran perekonomian di suatu daerah. Tak terkecuali Kalimantan Utara (Kaltara), seperti yang ditekuni di Rumah Produksi Tenun Ikat Paguntaka yang berada di Jalan Pangeran Diponegoro RT 23 Gang Meranti, Kelurahan Sebengkok, Kecamatan Tarakan Tenga.

Pemilik Rumah Produksi Tenun Ikat Paguntaka, Mercia Dua Mo’oh menjelaskan bahwa de utan berarti orang pertama yang membuat sarung di Kaltara. Sebelumnya, ia menggunakan motif Maumere. Namun karena ada bimbingan dari instansi terkait, maka motif yang ia gunakan menyesuaikan dengan tema lokal Kaltara.

“Usaha ini sudah berjalan 10 tahun lebih,” ucap Mercia sambil menenun kain saat ditemui benuanta.co.id pada Jumat, 25 Agustus 2023.

Baca Juga :  Data BPS Kaltara Penumpang Angkutan Laut Alami Peningkatan Signifikan

Ada dua jenis produk yang ia hasilkan di antaranya kain tenun dan syal. Untuk kain tenun memiliki panjang 3 meter dengan lebar 85 cm. Sementara, untuk syal dikenakan harga Rp200 ribu, sementara untuk kain tenun dikenakan harga Rp1.300.000.

‘’Yang menyebabkan harga mahal karena pengerjaannya secara manual dengan cara yang rumit,’’ terangnya.

Mercia menerangkan, proses pembuatan kain tenun berkisar 2 minggu, sementara untuk syal paling lama 1 minggu. Bahan baku seperti benang dan pewarna ia datangkan dari Surabaya.

‘’Sejauh ini kendalanya masih dipemasaran produk karena masih belum ada pasarnya,’’ tuturnya.

Mercia membeberkan proses pembuatan kain tenun dimulai dari benang digulung kemudian dibentangkan ke dalam pembidang lalu kain diberi motif. Setelah itu benang dilepas dari motif lalu diberi warna.

Baca Juga :  Data BPS Kaltara Penumpang Angkutan Laut Alami Peningkatan Signifikan

‘’Pewarna nantinya dipencar dan disusun lalu dirapikan setelah itu proses tenun pun dimulai hingga selelsai,’’ sebutnya.

Mercia megungkapkan, keahlian tenun yang ia dapatkan berasal dari turun menurun.

‘’Kebetulan mama penenun kain, jadi pulang sekolah kita sudah bantu,’’ akunya.

Lanjut dia, sejauh ini peran pemerintah cukup aktif dalam memfasilitasi sejumlah pengerajin. Adapun upaya yang sudah dilakukan pemerintah seperti menyiapkan tempat penitipan barang di UMKM Center. Selain itu pemerintah juga menjual melalui toko online.

‘’Instansi pemerintah yang mengambil andil dalam industri kreatif di antaranya Dinas Perindustrian dan Dinas Pariwisata Kota Tarakan,’’ imbuhnya.

Mercia mengungkapkan, untuk membuka modal usaha tenun ia hanya membutuhkan modal sebanyak Rp 500 ribu. Hingga kini ia sudah memiliki dua anggota pekerja.

Baca Juga :  Data BPS Kaltara Penumpang Angkutan Laut Alami Peningkatan Signifikan

‘’Saya sangat terbuka bagi mereka yang ingin belajar menenun di tempat ini,’’ ungkapnya.

Mercia mengaku mendapat kesulitan jika harus beralih ke alat tenun modern lantaran hasil yang dikeluarkan pun kurang berkualitas.

‘‘Kain tenun akan tebal jika pengerjaannya secara manual, saya lebih mengejar kualitas,’’ tutupnya. (*)

Reporter: Okta Balang

Editor: Nicky Saputra

TS Poll - Loading poll ...
Coming Soon
Calon Pemimpin Kaltara 2024-2029 Pilihanmu
{{ row.Answer_Title }} {{row.tsp_result_percent}} % {{row.Answer_Votes}} {{row.Answer_Votes}} ( {{row.tsp_result_percent}} % ) {{ tsp_result_no }}

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *