benuanta.co.id, NUNUKAN – Akses jalan utama penghubung antar 5 kecamatan yang ada di daratan tinggi Krayan semakin rusak parah. Bahkan saat ini jalan provinsi tersebut sudah tak bisa dilalui lagi oleh kendaraan roda dua maupun roda empat.
Camat Krayan Selatan, Oktavianus Ramli menuturkan intensitas curah hujan yang tinggi beberapa pekan terakhir semakin memperparah kerusakan jalan.
“Jalan ini sudah seperti langganan. Setiap hujan pasti rusak, tapi kali ini sudah tidak bisa dilalui lagi. Bahkan kemarin itu ada mobil yang tenggelam, sudah ditarik tapi tidak bisa. Jadi terpaksa mobilnya itu ditinggal jadi mereka jalan kaki,” kata Oktavianus kepada benuanta.co.id, Jumat (25/8/20223).
Tak hanya itu, Oktavianus juga mengungkapkan, akibat jalan yang sudah tak bisa dilalui itu, Kamis (24/8) malam setidaknya ada 13 desa yang ada Kecamatan Krayan Selatan terpaksa harus gelap gulita.
Bukan tanpa sebab, hal ini lantaran kendaraan yang membawa pasokan Bahan Bakar Minyak (BBM) dari Krayan Induk untuk mesin PLN yang ada di Krayan Selatan tak bisa didistribusikan akibat akses jalan rusak.
“Kalau kita di Krayan ini lampu itu nyala kalau malam saja dari jam 6 sore sampai jam 6 pagi, tapi tadi malam mati lampu sudah. Informasi dari PLN katanya BBM untuk mesinnya habis,” ungkapnya.
Melihat kondisi ini, Oktavianus mengatakan, Krayan Selatan terancam akan terisolir lagi. Sebab, jalan tersebut satu-satunya jalan yang bisa dilalui warga setempat maupun pendistribusian sembako.
Saat ini saja, lanjut Oktavianus, sejumlah harga barang pokok yang biasanya didistribusikan dari Krayan Induk kian melonjak. Begitu dengan pendistribusian Subsidi Ongkos Angkut (SOA) dari Provinsi Kaltara yang tidak bisa distribusikan.
Dibeberkannya, saat ini untuk harga gula kini berkisar Rp 30 hingga Rp 35 ribu per kilogramnya, begitu juga dengan minyak makan yang kini menginjak angka Rp 30 ribu.
“Bukan cuman harga sembako yang naik, sekarang ini BBM juga kosong, ada yang jual eceran tapi harganya per liter itu Rp 35 ribu bahkan ada yang jual Rp 50 ribu,” ucapnya.
Oktavianus menyatakan, saat ini pihaknya dan masyarakat setempat sudah tidak bisa berbuat apa-apa lagi dengan kondisi jalan yang kian parah tersebut. Padahal warga setempat menjadikan jalan tersebut sebagai akses utama penghubung dengan kecamatan lainnya yang ada di Krayan.
“Kami tidak tauh harus mengeluh kepada siapa lagi, kami sudah sering hearing ke DPRD Provinsi, tapi tidak ada juga tindak lanjutnya, padahal kami disini hanya minta akses jalan ini diperbaiki,” pungkasnya. (*)
Reporter: Novita A.K
Editor: Yogi Wibawa