benuanta.co.id, Tanjung Selor – Provinsi Kalimantan Utara (Kaltara) menilai penanganan stunting dinilai penting. Hingga kini Pemprov Kaltara dalam tahap serius mensukseskan target nasional yaitu menurunkan prevalensi stunting hingga 14 persen pada 2024 dan nol persen pada 2030.
Pelaksana Tugas (plt) Kepala Badan Perencanaan, penelitian dan pembangunan (Bappeda-Litbang) Kaltara, Bertius menyebutkan penanganan stunting dinilai penting. Saat ini setiap desa atau kelurahan di lima kabupaten kota memiliki penetapan lokus stunting dengan cakupan dalam mengidentifikasi sebaran prevalensi stunting, keluarga beresiko stunting, kondisi cakupan layanan, situasi ketersediaan program, dan praktik manajemen layanan saat ini.
“Yah dari lima kabupaten kota yang banyak lokus stuntingnya di tahun 2023 itu di Kabupaten Bulungan sebanyak 25, ” ucapnya, Kamis 24 Agustus 2023.
Sementara untuk kabupaten, Malinau sebanyak 12 lokus, Nunukan 21 lokus, KTT 12 lokus dan Tarakan 12 lokus. Pihaknya mengharapkan dengan adanya lokus stunting ini, kata dia bisa menjadi lokasi khusus dalam penanganan stunting disetiap desa maupun kecamatan.
“Kita harapkan dengan adanya lokus ini mampu menekan jumlah stunting di Kaltara terutama di daerah-daerah terpencil,” ucapnya.
Stunting merupakan masalah gizi kronis akibat kurangnya asupan gizi dalam jangka waktu panjang sehingga mengakibatkan terganggunya pertumbuhan pada anak. Stunting juga menjadi salah satu penyebab tinggi badan anak terhambat, sehingga lebih rendah dibandingkan anak-anak seusianya. Tidak jarang masyarakat menganggap kondisi tubuh pendek merupakan faktor genetika dan tidak ada kaitannya dengan masalah kesehatan. (*)
Reporter: Ike Julianti
Editor: Nicky Saputra
Jumlah Desa/Kelurahan lokus stunting 2023-2024
- Tarakan
2023 : 12
2024 : 5
- Bulungan
2023 : 25
2024 : 8
- Nunukan
2023 : 21
2024 : 18
- Malinau
2023 : 15
2024 : 8
- KTT
2023 : 12
2024 : 12
Sumber : Bappeda-Litbang Kaltara