DPKP Kaltara Fokus Cegah Inflasi Pangan di Kaltara

benuanta.co.id, TANJUNG SELOR – Menjaga kestabilitasan pangan di Provinsi Kalimantan Utara (Kaltara), yang terkena dampak dari El Nino. Pemerintah Provinsi (Pemprov) Kaltara melalui Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan(DPKP) Kaltara, terus bergerak untuk mengencarkan program ketahanan pangan di sepanjang tahun 2023.

Selain memberikan bantuan alat pertanian, pembukaan lahan pertanian serta bibit dan pupuk pertanian, DPKP Kaltara juga memberikan sejumlah bantuan pangan kepada masyarakat Kaltara.

Menurut Kepala DPKP Kaltara, Heri Rudiono, program ini selain bisa berjalan untuk membantu kelompok tani adanya bantuan pangan ini, juga dianggap mampu mengatasi inflasi pangan selama musim El Nino.

“Kita punya kegiatan Gelar Pangan Murah(GPM), yaitu kita menjual kebutuhan pokok dengan harga murah, agar nantinya inflasi harga pangan tidak terjadi di Kaltara,” kata Heri, pada Ahad, 20 Agustus 2023.

Ia menambahkan adanya gelombang panas El Nino, mungkin tidak akan terlalu berdampak pada Kaltara yang berada pada titik 23 derajat dari garis khatalustiwa. Namun karena El Nino ini berdampak pada Wilayah pengasil pertanian, sehingga dikhawatirkan juga akan berdampak pada Kaltara yang sebagian besarnya masih mengandalkan produk pangan dari luar daerah.

“Insyallah pertanian kita tidak akan terpengaruh dengan El Nino, tapi untuk pemenuhan kebutuhan pangan tentu kita masih terdampak. Makanya sembako dengan harga murah ini kita lakukan agar inflasi dapat kita cegah,” tambahnya.

Saat ini kebutuhan beras di Kaltara bejumlah 80 ribu ton per tahunnya dan hal ini berbanding terbalik dengan jumlah beras yang dihasilkan para kelompok tani saat ini yang hanya berjumlah sekitar 38 ribu ton.

“Artinya kita masih harus mengandalkan wilayah tetangga untuk kebutuhan beras, oleh karena itu perluasan lahan pertanuan dan bantuan alat pertanian terus kita genjot untuk mendukung produksi hasil pangan kita,” terangnya.

Adapun beberapa program bantuan pangan dan pertanian pangan yang sudah berjalan. Seperti bantuan pupuk dan bibit, bantuan alat pertanian hingga menjalankan sekolah atau pelatihan tani milenial.

“Bantuan perpipaan pengairan ada, bantuan handraktor dan hand spayer juga ada, lalu ada pembukaan lahan dan sekarang tinggal sekolah atau pelatihan petani milenial,” pungkasnya. (*)

Reporter: Osarade

Editor: Yogi Wibawa

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *