Karhutla hingga Agustus Ini Tercatat 19 Kejadian di Tarakan

benuanta.co.id, TARAKAN – Cuaca panas akibat fenomena El Nino diprediksi masih akan terus berlangsung hingga akhir tahun 2023. Kendati Kalimantan Utara (Kaltara) tak mengenal fenomena El Nino, namun dampak dari fenomena tersebut juga terasa di Kaltara.

Seperti diketahui, cuaca panas beberapa hari terakhir diduga menimbulkan insiden kebakaran lahan. Seperti yang terjadi di Pasir Putih pada Ahad, 6 Agustus 2023 lalu.

Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Tarakan juga menerangkan, pada 3 Agustus 2023 lalu, suhu tertinggi ada di Tanjung Selor. Karena itu, kebakaran lahan juga disinyalir menjadi potensi kuat di cuaca panas ini.

“BMKG bersama pemerintah telah melakukan kerja sama dalam mengantisipasi munculnya titik hotspot yang dapat berpeluang terhadap kebakaran hutan,” kata Forecaster BMKG Tarakan, Elok Suci Wulandari, Ahad (13/8/2023).

Baca Juga :  Kasus Kejahatan di Perairan Tarakan Sepanjang Tahun 2024 Menurun

Dilanjutkannya, kondisi Kaltara beberapa waktu terakhir diketahui cukup kering. Sehingga pemerintah bersama stakeholder terkait perlu melakukan mitigasi dalam mencegah bencana akibat cuaca panas.

“Untuk wilayah Kaltara, terkhusus Kota Tarakan karena tidak terpengaruh oleh musim maka kemungkinan besar dampak el Nino terhadap wilayah Kaltara juga kurang berpengaruh. Tapi perlu melakukan mitigasi terhadap daerah yang memiliki titik hotspot dengan meningkatkan kesiapsiagaan yang tinggi lantaran daerah kita cukup kering beberapa hari ini,” bebernya.

Sementara itu, Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Tarakan Yonsep mengungkapkan, telah melakukan penanganan dan mitigasi terhadap Karhutla). Namun, ia menilai bahwa Karhutla terjadi bukan karena cuaca panas, hanya saja kelalaian masyarakat saat membuka lahan.

Baca Juga :  Pelaku Pembunuhan Teman Gegara Disebut ‘Dilan’ Dituntut 10 Tahun Penjara   

“Ya saya minta ke masyarakat jangan lagi lah membakar tanpa menjaga,” ungkapnya.

Sejak Januari hingga Agustus 2023 ini, BPBD Tarakan mencatat sebanyak 19 kali karhutla. Karhutla sendiri didominasi terjadi di wilayah Pantai Amal dan Juata.

Adapun di Tarakan sendiri merupakan pulau dengan kontur tanah pasir sehingga mudah kering. Yonsep mengatakan, beruntungnya Tarakan tidak mengenal musim hujan dan kemarau.

“Untungnya tidak ada musim. Kalau di Tarakan bermusim pasti akan susah mengatasi karhutla. Ya sebenarnya ini semua bukan kesengajaan. Karena masyarakat itukan salah satu membuka lahan itu membakar. Ya membakar boleh tapi harus dijaga,” jelasnya.

Pihaknya pun telah mengeluarkan imbauan masyarakat, ketika membuka lahan dengan cara membakar pihaknya menyarankan untuk menggunakan pompa portabel guna disiramkan ke sekeliling lahan sebelum dibakar. Diperkirakan siaga terhadap karhutla ini tetap harus dilakukan pihaknya hingga September 2023 mendatang.

Baca Juga :  Ratusan Personel Kepolisian Siap Amankan Kampanye Akbar di Pilwali Tarakan

“Kita sudah koordinasi juga dengan PMK dan BMKG. Sudah terbangun dengan sangat baiklah,” tambahnya.

Yonsep juga menegaskan, tak segan menindak masyarakat yang terdapat unsur kesengajaan dan membuat kebakaran hutan dalam jumlah yang besar. Jika ditemukan, pihaknya pun akan menyerahkan hal tersebut ke penegak hukum.(*)

Reporter: Endah Agustina

Editor: Ramli

TS Poll - Loading poll ...
Coming Soon
Calon Pemimpin Kaltara 2024-2029 Pilihanmu
{{ row.Answer_Title }} {{row.tsp_result_percent}} % {{row.Answer_Votes}} {{row.Answer_Votes}} ( {{row.tsp_result_percent}} % ) {{ tsp_result_no }}

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *