benuanta.co.id, TARAKAN – Sejumlah anak masih mengalami trauma pasca kebakaran yang terjadi di Beringin 4 RT 1 Kelurahan Selumit Pantai, Kecamatan Tarakan Barat. Guna memberikan dukungan, pemerintah memberikan Layanan Dukungan Psikososial (LDP) bagi anak-anak penyintas kebakaran.
Kepala BPBD Tarakan, Yonsep melalui Person In Charge (PIC) atau penanggungjawab kegiatan Erik Akbar menjelaskan, kegiatan yang sedang berlangsung adalah LDP bagi anak-anak penyintas kebakaran RT 01, Beringin 4.
Pemerintah Kota (Pemkot) Tarakan melalui BPBD, Tagana, Kementrian Sosial, Dinas Sosial, Psikolog, Pramuka, PMI, sejumlah organisasi masyarakat yang memberikan bantuan secara sukarela.
‘’Lima hari ke depan kita akan melakukan kegiatan dukungan psikososial dengan menghibur dan memberikan semangat kepada anak-anak untuk bisa pulih dan bangkit kembali,” ucap Erik saat berada di SDN 028 Kota Tarakan.
Erik menerangkan, tidak ada bedanya dengan trauma healing yang sempat diadakan pada posko kebakaran di Jalan Perikanan beberapa pekan lalu.
Ia berpendapat jika psikososial kali ini lebih terorganisir. Hal tersebut disesuaikan dengan Undang-undang (UU) penangulangan bencana yang mana BPBD sebagai sektor pemimpin (Leading Sector) yang melibatkan beberapa pemangku kepentingan atau Stakeholder.
‘’Besok anak-anak akan kembali dihibur oleh dari sejumlah komunitas maupun Stakeholder lainnya,’’ terangnya. Rabu (9/8/2023).
Dengan kegiatan tersebut Erik berharap sejumlah anak penyintas kebakaran bisa melupakan kejadian yang telah menimpa. Adapun sejumlah rangkaian acara yang telah dilaksanakan di antaranya menari, tertawa serta menggambar. Dengan rangkaian acara tersebut anak-anak dapat mengekspresikan emosi melalui karya dan gerak.
‘’Kegiatan ini bukanlah perlombaan, secara merata mereka mendapatkan hadiah,’’ beber Erick.
Erik mengaku sejumlah anak masih mengalami shock pasca musibah kebakaran. Hal tersebut berdasarkan penilaian yang dilakukan terhadap perkembangan kejiwaan anak tersebut. Sebagai bentuk kepedulian, BPBD memberikan semangat kepada anak yang mengalami trauma.
‘’Kami tetap mengawal perkembangan sejumlah anak yang masih mengalami trauma. Tadi anak itu ikut bergabung dan kondisinya sudah lebih baik dari sebelumnya,’’ tuturnya.
Erik menerangkan, orang tua tetap diberikan layanan psikososial, namun teknik pendekatannya berbeda. Untuk anak-anak kita ajak untuk bergembira, untuk yang dewasa pendekatannya dengan mendengarkan curahan hati yang disampaikan.(*)
Reporter: Okta Balang
Editor: Ramli