benuanta.co.id, TARAKAN – Kekeringan yang berkepanjangan akan mengancam terhadap sektor pertanian. Dosen Program studi Argoteknologi Universitas Borneo Tarakan (UBT) Nurul Chairiyah menjelaskan, kemarau yang berkepanjangan akan berdampak terhadap hasil pertanian.
Hal tersebut mengingat kertersediaan air di Kota Tarakan yang terbatas, karena sebagian mayoritas warga Kota Tarakan mengandalkan air hujan. Akibatnya, ketika kemarau berkepanjangan akan menyebabkan tanaman dan bibit tidak produktif.
“Sehingga petani mengalami kerugian,” ucapnya pada Selasa (8/8/2023).
Nurul menyebutkan beberapa varietas atau jenis tanaman yang dapat hidup di musim kemarau di antaranya, tomat, lada, melon, bawang, wortel, bayam, ubi jalar, mentimun, kentang, kacang tanah, kacang hijau, kacang panjang, jagung maupun terong.
Namun hal tersebut tidak bisa digeneralisir, tentu saat melakukan penanaman, petani harus memastikan tanaman tersebut dapat bertahan pada musim kemarau.
“Tujuannya agar petani dapat meminimalisir kerugian,” ujarnya melalui pesan singkat.
Sebagai tips Nurul menyampaikan, petani bisa menggunakan modifikasi iklim makro seperti penggunaan green house atau rumah kaca yang suhu kelembapan dan cahayanya sudah diatur, namun membutuhkan modal yang cukup besar.
Alternatif lain, petani bisa melakukan modifikasi mikro dengan membuat rorak atau saluran air kecil di sekitar lahan embung untuk cadangan air dengan menggunakan mulsa untuk menstabilkan suhu dan kelembapan.
“Petani juga bisa menggunakan pupuk organik sebagai pembelah tanah,” terangnya.
Nurul menyarankan kepada lembaga, instansi, maupun balai pertanian agar rutin mengadakan pelatihan maupun sosialisasi varietas baru dan sosialisasi pembuatan pupuk organik terbaru.
“Ada banyak petani yang telah mengikuti pelatihan ke Bogor,” tutupnya.(*)
Reporter: Okta Balang
Editor: Ramli