Tanjung Selor – Provinsi Kalimantan Utara (Kaltara) pada bulan Juli 2023 mengalami inflasi sebesar 2,79 persen secara year on year (yoy) dan inflasi bulanan mencapai 0,36 persen. Hal itu dipengaruhi harga barang atau jasa mengalami kenaikan.
Statistisi Ahli Madya Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Kaltara, Yuni Satriyani mengatakan, 2 daerah penyumbang inflasi di Kaltara hampir memiliki angka yang sama.
“Kota Tanjung Selor mengalami inflasi tahunan sebesar 2,71 persen dengan inflasi bulanan sebesar 0,34 persen dan Kota Tarakan inflasi tahunan sebesar 2,82 persen dengan inflasi bulanan sebesar 0,36 persen,” sebut Yuni kepada benuanta.co.id, Selasa, 1 Agustus 2023.
Lanjutnya, harga barang dan jasa Provinsi Kaltara mengalami inflasi sebesar 0,36 persen atau terjadi perubahan Indeks Harga Konsumen (IHK) 114,16 pada bulan Juni 2023 menjadi 114,47 pada bulan Juli 2023. Lalu inflasi tahun kalender sebesar 1,78 persen dan inflasi tahun ke tahun sebesar 2,79 persen.
“Inflasi bulanan Provinsi Kaltara dipengaruhi oleh kelompok transportasi sebesar 2,24 persen, kelompok perumahan, air, listrik dan bahan bakar rumah tangga sebesar 0,75 persen, kelompok pendidikan sebesar 0,36 persen, kelompok rekreasi, olahraga dan budaya sebesar 0,15 persen, kelompok kesehatan sebesar 0,07 persen,” jelasnya.
Sementara untuk kelompok pengeluaran yang memiliki andil bulanan yang dominan
terhadap inflasi bulanan Provinsi Kaltara bulan Juli 2023 adalah kelompok transportasi sebesar 0,31 persen kelompok perumahan, air, listrik dan bahan bakar rumah tangga sebesar 0,13 persen, dan kelompok pendidikan sebesar 0,01 persen kelompok rekreasi.
“Ada 5 jenis barang dan jasa penyumbang tertinggi inflasi bulanan adalah angkutan udara sebesar 0,25 persen, kayu balokan sebesar 0,09 persen, angkutan laut sebesar 0,06 persen, kayu lapis sebesar 0,04 persen dan daging ayam ras sebesar 0,04 persen,” ucapnya.
Sedangkan untuk Tanjung Selor penyumbang tertinggi inflasi bulanan adalah angkutan udara sebesar 0,44 persen, rokok kretek filter sebesar 0,05 persen, cabai rawit sebesar 0,02 persen, bahan bakar rumah tangga sebesar 0,02 persen, dan rokok kretek sebesar 0,01 persen.
Serta penyumbang tertinggi inflasi bulanan di Tarakan adalah angkutan udara sebesar 0,20 persen, kayu balokan sebesar 0,11 persen, angkutan laut sebesar 0,08 persen, daging ayam ras sebesar 0,06 persen dan kayu lapis sebesar 0,05 persen.
“Sedangkan penyumbang tertinggi inflasi tahunan di Kaltara adalah bensin sebesar 1,23 persen, angkutan udara sebesar 0,62 persen, daging ayam ras sebesar 0,23 persen, beras sebesar 0,17 persen dan emas perhiasan sebesar 0,14 persen,” pungkasnya.(*)
Reporter: Heri Muliadi
Editor: Ramli