benuanta.co.id, NUNUKAN – Jika sebelumnya harga Minyakita yang merupakan produk dalam negeri ini mampu mengalahkan harga minyak goreng asal Malaysia, namun kini sudah berbanding terbalik di Kabupaten Nunukan.
Sebab, harga minyak goreng asal Malaysia saat ini lebih murah di sejumlah pasar tradisional yang ada di Nunukan jika dibanding harga Minyakita.
Kepala Bidang Perdagangan Dinas Koperasi Usaha Mikro Kecil Menengah, Perindustrian dan Perdagangan (DKUMKMPP) Nunukan, Dior Frames mengungkapkan kondisi ini pun sudah terjadi pasca Idul Adha yakni akhir Juni lalu.
“Sekarang itu minyak goreng Malaysia kemasan satu liternya kini dihargai Rp 12.500 padahal sebelumnya itu mencapai harga Rp 18 ribu per liternya, sedangkan harga Minyakita satu harga ini Rp 14 ribu per liter. Jadi, sekarang terbalik kalau saat launching itu kita lebih unggul karena harga murah, sekarang minyak goreng Malaysia banyak diburu masyarakat karena lebih murah lagi,” kata Dior kepada benuanta.co.id, Rabu (26/7/2023).
Dior mengakui, perang dagang ini sempat menghentikan dominasi penjualan minyak goreng asal Malaysia, setelah masuknya Minyakita di Kabupaten Nunukan.
“Tapi sekarang ini, penjualan Minyakita menurun drastis. Karena masyarakat mencari harga yang lebih murah. Jadi tentu lebih memilih kembali ke minyak goreng Malaysia,” ungkapnya.
Bahkan, imbas dari turunnya penjualan Minyakita ini membuat puluhan kotak stok Minyakita masih tertahan di gudang.
Melihat kondisi ini, Dior mengaku akan menjadwalkan untuk pembahasan bersama Perum Bulog selaku penyedia Minyakita. Sebab, jika tidak disikapi dengan cepat, dikhawatirkan Minyakita di Nunukan tidak laku terjual.
Ia berharap ada upaya atau langkah tegas dari Aparat Penegak Hukum (APH) yang ada di Kabupaten Nunukan. Hal ini karena, minyak goreng asal Malaysia begitu masif masuk ke Nunukan, terutama dengan cara ilegal.
“Kita berharap dari pihak APH bisa melakukan penindakan, apalagi kita semua tahu barang ini masuk tentu masuk melalui jalur tidak resmi, kalau selama ini memang tidak bisa kita pungkiri kita sangat bergantung pada minyak Malaysia, tapi sekarang kan minyak dalam negeri sudah tersedia,” jelasnya.
Dior menyampaikan jika tak bisa ditampik masih ada beberapa komoditi yang belum bisa dipenuhi di Nunukan seperti gula maupun tabung gas.
“Kalau soal gula dan tabung gas ini, ini memang masih kita butuhkan, karena kita sendiri belum mampu menyediakan barang dengan harga yang lebih murah dari produk Malaysia ini, tapikan paling tidak bisa dibatasi,” pungkasnya.(*)
Reporter: Novita A.K
Editor: Ramli