benuanta.co.id, TARAKAN – Kegiatan budidaya rumput laut yang melanggar batas alur pelayaran laut Tarakan-Bunyu kembali didapati Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) Kaltara.
Petugas pun melakukan penertiban dari pelanggaran yang telah diberitahukan sebelumnya. Adapun penertiban dilakukan dengan memotong tali budidaya rumput laut tersebut.
Kepala Dinas DKP Kaltara, Rukhi Syayahdin mengatakan para pembudidaya dianggap melanggar kesepakatan yang dilakukan terkait batas budidaya rumput laut. Padahal, selama ini pihaknya sudah sangat gencar melakukan sosialisasi terkait pembatas alur pelayaran dan tempat budidaya rumput yang dipasang oleh pihaknya.
“Bahkan Gubernur Kaltara pun sudah mengeluarkan surat edaran terkait mengajak masyarakat ikut aturan ini terkadang ada saja yang agak bandel. Sudah dipasang pembatas tapi kadang ada yang hilang,” katanya, Jumat (21/7/2023).
Pihaknya telah memetakan titik koordinat dalam alur pelayaran Tarakan-Bunyu. Jikapun terdapat beberapa tanda batas yang hilang, tak mempengaruhi alur yang telah ditetapkan. Sehingga pihaknya bisa memastikan apakah masih ada budidaya rumput laut yang masuk ke alur pelayaran.
“Dari masyarakat sudah ada komitmen dan bilang kalau itu dibiarkan, maka akan berdampak yang sudah tertib,” sambungnya.
Menurutnya, alur pelayaran yang sudah disepakati harus dipatuhi oleh semua pembudidaya rumput laut. Alur pelayaran dinilai sangat penting juga lantaran merupakan hajat hidup orang banyak.
Sebelumnya, ia juga sempat menerima laporan masyarakat Bunyu, terkait pasien sakit yang akan dirujuk ke Tarakan dari Bunyu mengalami kendala akibat alur pelayaran yang sudah ditanam rumput laut.
“Kalau orang yang mau pulang ke Bunyu itu terganggu semua. Itu sangat merugikan dan itu tidak boleh terjadi,” ucapnya.
Selama ini pihaknya selalu berupaya agar pembudidaya rumput bisa tertib dengan aturan yang sudah disepakati. Apalagi selama ini pemerintah daerah belum memberlakukan perizinan yang ketat bagi pelaku budidaya rumput laut. Maka diharapkan masyarakat yang membudidayakan rumput laut bisa meningkat kesadaran untuk mengikuti aturan yang ada.
“Semua permasalahan rumput laut dari hulu hingga ke hilir akan kita perhatikan. Rumput laut ini mengangkut kehidupan masyarakat yang banyak. Di Amal itu sangat banyak pembudidaya rumput laut dan kalau sudah harga turun, pasti mengeluh,” bebernya
Permasalahan rumput laut menjadi perhatian serius dan dipastikan agar tidak ada permasalahan rumput laut. Bahkan dari Pemprov Kaltara sudah berkunjung ke Filipina beberapa waktu lalu, untuk melihat peluang ekspor rumput Kaltara. (*)
Reporter: Endah Agustina
Editor: Nicky Saputra