Inflasi Kota Tarakan Lebih Tinggi dari Kota Tanjung Selor

benuanta.co.id, Tarakan – Inflasi Kota Tarakan terdata lebih tinggi dibanding Kota Tanjung Selor. Hal itu melalui penghitungan year on year (yoy) gabungan Kota Tarakan dan Tanjung Selor mencapai 2,91 persen. Sedangkan untuk inflasi month to month (mtm) di angka 0,37 persen per Juni 2023.

Kota Tanjung Selor mengalami inflasi yoy sebesar 2,71 persen dengan inflasi mtm sebesar 0,03 persen. Kota Tarakan terjadi inflasi yoy sebesar 2,96 persen dengan inflasi mtm sebesar 0,46 persen. Secara inflasi, Kota Tanjung Selor kategorinya lebih rendah dari pada Kota Tarakan hal tersebut diakibatkan oleh beberapa faktor.

Kepala BPS Tarakan, Edwin Triyoga menuturkan beberapa faktor tersebut adalah posisi Kota Tarakan yang merupakan pulau sendiri dan yang kedua akses Kota Tanjung Selor dari beberapa daerah lebih lancar.

Baca Juga :  Antrean BBM di Berau Mengular, Pertamina Beri Dua Pilihan

“Tanjung Selor lebih ke darat. Jadi akses supply dari Samarinda atau dari daerah lain lebih lancar,” jelas Edwin, Jumat (7/7/2023).

Adapun yang menjadi alasan Tarakan menjadi kota yang menyumbang inflasi besar karena rata-rata bahan makanan pokok yang ada diimpor dari luar daerah.

“Tarakan tidak bisa memenuhi itu (bahan pokok), mungkin yang bisa memenuhi itu seperti daging ayam sebenarnya,” terangnya.

Baca Juga :  Sampaikan soal Food Estate, Menhan Prabowo Respon Positif Masukan Ketua HIPMI Kaltara 

Dikutip dari halaman resmi BPS Kota Tarakan, inflasi bulanan (mtm) Gabungan Kota Tarakan dan Kota Tanjung Selor dipengaruhi oleh kelompok makanan, minuman dan tembakau sebesar 1,03 persen, kelompok kesehatan sebesar 0,41 persen, kelompok transportasi sebesar 0,13 persen, kelompok perumahan, air, listrik, dan bahan bakar rumah tangga sebesar 0,12 persen, kelompok perawatan pribadi dan jasa lainnya sebesar 0,07 persen, kelompok rekreasi, olahraga dan budaya sebesar 0,03 persen, kelompok pakaian dan alas kaki sebesar 0,00 persen, kelompok informasi, komunikasi dan jasa keuangan sebesar 0,00 persen, kelompok pendidikan sebesar 0,00 persen, kelompok penyediaan makanan dan minuman/restoran sebesar 0,00 persen. Sedangkan kelompok perlengkapan, peralatan dan pemeliharaan rutin rumah tangga mengalami deflasi sebesar -0,03 persen. (*)

Baca Juga :  Melalui Batik Lokal, Kelompok Disabilitas Bisa Mandiri

Reporter: Sunny Celine

Editor: Nicky Saputra

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *