benuanta.co.id, BERAU – Ketua KONI Berau, La Ode Ilyas sebut banyak atlet di Bumi Batiwakkal kesulitan hingga terkendala mengikuti Pra PON, karena anggaran belum dicairkan dari Pemkab Berau.
“Bahkan saat ini mata anggaran yang biasanya dikelola KONI senilai Rp 4 miliar, kini dipilah, Rp 1 miliar untuk operasional KONI, dan sekira Rp 3 miliar dikelola Dispora untuk pembinaan cabor,” ungkapnya, Kamis (6/7/2023).
Pasalnya, sampai awal Juli 2023 kini, semua anggaran tersebut belum ada yang cair, bahkan tidak sedikit pengcab yang datang ke KONI mengeluhkan atletnya kesulitan mengikuti berbagai event tingkat daerah khususnya seleksi Pra PON.
“Contohnya muay thai, jelas tidak bisa berangkat. Kemudian Tinju, setelah saya biayai di Kejurprov, sekarang saya tidak mampu lagi membiayai tes Pra PONnya. Begitu juga korfball,” ujarnya.
Sehingga, menurutnya sangat disayangkannya, padahal hampir semua cabor di Berau meraih juara umum.
“Banyak atlet berprestasi yang mendapat undangan Pra PON sebagai calon atlet Kaltim di PON 2024 mendatang, sulit untuk datang karena persoalan anggaran,” ucapnya.
Dahulu, kata dia, jika anggarannya masuk di KONI ada namanya dana penunjang prestasi atau dana event.
“Keperluan atlet mengikuti Kejurprov ataupun seleksi daerah bisa disisihkan dari dana itu,” bebernya.
Namun, menurutnya kalau sekarang tidak ada, maka dapat dipastikan untuk menalanginya, dikembalikan kepada cabornya masing-masing.
“Syukur syukur cabornya ada anggaran. Bagaimana kalau tidak ada. ujungnya, kinerja KONI yang disalahkan. Padahal, ini kesempatan bagi atlet kita berprestasi lebih tinggi lagi,” tuturnya.
Selain itu, dirinya membandingkan, saat anggaran dana hibah seluruhnya dikelola KONI Berau, yang mana pencairannya selalu dilakukan setiap April.
Alhasil dengan perubahan skema penganggaran tersebut, La Ode mengaku, sejak terpilih sebagai Ketua KONI Berau pada Maret lalu, dirinya sudah mengejar pencairan anggaran tersebut.
“Paling tidak anggaran Rp 1 miliar untuk operasional KONI Berau,” jelasnya.
Sebab anggaran tersebut, digunakan untuk mendukung agar kegiatan KONI tetap berjalan, serta, gaji atau honor staff KONI di sana.
“Belum lagi biaya listrik, WIFI, dan biaya lainnya.
Karena kalau ini tidak cair, maka kegiatan maupun program tidak berjalan maksimal. Dan sampai sekarang, dana itu juga belum cair,” imbuhnya.
Bahkan sebenarnya, La Ode Ilyas mengaku sudah ada pembahasan dengan Dispora mengenai anggaran itu.
Namun, berjalan buntu. Akhirnya, pihaknya menemu Pj Sekda Berau, Agus Wahyudi.
Diketahui dalam penyampaiannya, ada kemungkinan anggaran pembinaan olahraga yang dikelola Dispora itu akan dikembalikan lagi ke KONI.
Dengan demikian hal tersebut jadi persoalan kemudian, jika anggaran itu keluar di APBD perubahan, maka dipastikan La Ode, dana itu tidak akan diambil.
“Kami pastikan ini tidak diambil. Karena nanti akan risiko di KONI, keluarnya di perubahan itu pasti akan lama. Jika di November dan Desember keluarnya, maka itu akan jadi temuan,” ujarnya.
Kendati demikian, jika anggarannya keluar di bulan Agustus atau September, masih bisa dikelola.
“Namun, jika di akhir tahun, pasti akan jadi boomerang bagi kami seluruh pengurus KONI,” pungkasnya.(*)
Reporter: Georgie Silalahi
Editor: Ramli