BUNGA KEMUNING: Sinergitas Program Dorong Ketersediaan Akses Pangan untuk Penuhi Gizi Anak
TARAKAN – PT Pertamina EP Bunyu Field mendapatkan penghargaan dari Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) untuk perusahaan teraktif dalam upaya percepatan penurunan stunting di wilayah kerjanya. Saifudin Zuhri selaku Pjs Senior Manager PT Pertamina EP Bunyu Field menyampaikan rasa syukur atas penghargaan yang diterima.
Menurutnya, penghargaan ini menjadi motivasi bagi pihaknya bersama dengan stekholder dan masyarakat untuk bersama-sama berupaya melakukan penanganan dan pengentasan masalah stunting yang saat ini menjadi salah satu program prioritas pemerintah Indonesia.
“Semoga semangat ini bisa menular kepada lapisan masyarakat, perusahaan yang ada di provinsi Kalimantan Utara untuk sama-sama berkolaborasi, bersinergi, melakukan pengentasan masalah stunting. Kami mengapresiasi kepada tim kami di Pertamina maupun stekholder di wilayah Kabupaten Bulungan dan Kalimantan Utara atas program yang kami jalankan,” ungkap Saifudin, Jumat (23/06/2023).
Saifudin menjelaskan Pertamina EP Bunyu Field memiliki program prioritas di tahun ini yakni program Bunga Kemuning yang artinya Bunyu Sumber Pangan Kreasi Menu Entaskan Stunting. Ini merupakan wujud program CSR yang mengelaborasikan Program Pengembangan Masyarakat (PPM) di antaranya program GENTONG MAS SANTUN (Gerakan Tolong Masyarakat Sanitasi Tuntas), program Kampung Hijau Hidroponik, KENTUNGAN PAK ABO (Kantong Keuntungan Peternakan Ayam Broiler) dan program KETINTING (Keluarga Terlindung Stunting).
“Seluruh mitra binaan kami bersama-sama mewujudkan pengentasan stunting, kami ada program baik di bidang ekonomi, pendidikan dan kesehatan kita bersama-sama pengentasan stunting, mohon dukungan lapisan masyarakat supaya program kita penuhi gizi anak menuju generasi Indonesia emas bisa terwujud,” tuturnya.
Sementara itu, dalam kunjungan BKKBN ke Pulau Bunyu Kabupaten Bulugan telah melihat secara langsung program-program Pertamina EP Bunyu Field bersama mitra binaan pada Sabtu (24/06/2023). Didampingi Wakil Gubernur Kalimantan Utara Dr. Yansen TP, M.Si,
optimis penanganan masalah stunting di Pulau Bunyu oleh Pertamina EP Bunyu Field bersama mitra binaannya dapat dilakukan.
“Saya optimis apalagi ada peran Pertamina melalui CSR bahwa 50 ini bisa tertangani, tetapi kita disamping menangani harus mencegah jangan sampai ada anak-anak stunting yang baru, maka kita perlu memberikan perhatian kepada calon pengantin maupun yang sedang hamil, itu perlu dikawal supaya tidak melahirkan anak stunting baru. Saya kira optimislah karena tidak terlalu banyak dan modal sosialnya terus tumbuh berkembang,” ujar Tavip.
Program Kampung Hijau Hidroponik pun menurut Sestama BKKBN sangat penting. Dua program prioritas Presiden selain pengentasan masalah stunting juga soal penanganan kemiskinan ekstrem. “PR bagaimana meningkatkan pendapatan per kapita masyarakat per harinya melebihi Rp 11 ribu itu yang lagi digalakkan Presiden karena tahun 2024 kemiskinan itu bisa zero, CSR itu bisa melakukan pemberdayaan masyarakat yang ada sehingga pendapatannya bisa melebihi minimal batas yang ditentukan oleh dunia,” ucapnya.
Wakil Gubernur Kalimantan Utara, Dr. Yansen TP, M.Si, mengapresiasi program Bunga Kemuning dalam upaya penanganan masalah stunting dan pembedayaan masyarakat di Pulau Bunyu. Wakil Gubernur juga optimis masalah stunting di Bunyu bisa diatasi dengan program yang dijalalan pihak perusahaan bersama mitranya.
“Saya bersyukur Pertamina punya kepedulian seperti ini, kita lihat ada pembedayaan masyarakat, ini yang paling inti, mengubah prilaku masyarakat. Kalau pun kita memberi makanan tanpa adanya perubahan perilaku maka tidak akan jadi. Dalam rangka penurunan stunting di Kalimantan Utara ini kita mendorong kesadaran masyarakat, stekholder, pengusaha, BUMD, BUMN bersama-sama pemerintah, yang dilakukan Pertamina sangat luar biasa, saya apresiasi itu,” ungkap Yansen.
Ketua PKK Kecamatan Bunyu, Kasmsiah, menyampaikan saat ini sebanyak 50 masalah stunting yang ditangani di Bunyu terdiri dari bayi dan balita termasuk kepada 5 ibu hamil. Walaupun program ini baru berjalan, pihaknya mengakui telah ada perubahan pada anak yang diberikan makanan tambahan berupa kenaikan berat badannya. Masalah stunting di Bunyu bukan disebabkan oleh persoalan ekonomi kelaurga, akan tetapi ada pada pola asuh anak. Anak sering sakit hingga tidak memiliki selera makan.
“Dalam kami memberikan makanan stunting ini bayi balita sudah ada peningkatan seperti yang disarankan oleh gizi, sebelum memberikan makanan tambahan ini ditimbang dan setelah diberikan seminggu selanjutnya ditimbang terus sudah ada kenaikan, kita pantau terus,” tutur Kamsiah.(*)
Penulis: Ramli