benuanta.co.id, BERAU – Efek pelaksanaan perbaikan Jembatan Sambaliung selama beberapa hari belakang ini masih ditemukan kendala hingga masih ada penolakan warga yang mulai terjadi pada Kamis (1/6) malam hingga Sabtu (3/6) siang.
Sehingga berdasarkan kondisi sosial tersebut, Pemerintah Provinsi Kaltim melalui Pejabat Pelaksana Kegiatan (PPK) Perbaikan Jembatan Sambaliung dari Dinas Pekerjaan Umum Penataan Ruang dan Perumahan Rakyat (DPURPR) Provinsi Kalimantan Timur I Nyoman Swardika bersama Tim Terpadu Pemerintah Kabupaten Berau melakukan pertemuan dan diskusi membahas kelanjutan perbaikan tersebut di Dermaga Sanggam Tanjung Redeb, Ahad (4/6/2023).
Wakil Bupati Berau, Gamalis usai pertemuan menuturkan bahwa Pemkab Berau akan melalukan evaluasi terus menerus sambil pekerjaan berjalan.
“Sebab, waktu pekerjaan terus berjalan dan berkurang. Dalam perjalanan tentu ada kekurangan, ini kita isi dan perbaiki setiap hari setiap minggu setiap bulan,” ungkapnya, Senin (5/6/2023).
Adapun opsi berikutnya yang tengah dipersiapkan dengan matang oleh Pemkab Berau adalah memisahkan kendaraan muatan besar komersil ke penyeberangan khusus berbayar.
“Karena rencana akan ada pihak swasta yang menyediakannya, penyeberangan dari Gunung Tabur menuju Sambaliung yaitu LCT, LCT tambahan tersebut yang dilaksanakan oleh pihak swasta yang dimana akan mengangkut BBM, Sembako, CPO atau sawit dan Bahan Bangunan. Ada LCT khusus mereka,” ujarnya.
Menurutnya, upaya tersebut bisa membantu mengurangi dan mengurai kepadatan penyeberangan non komersil di Jalan Singkuang, Tanjung Redeb menuju Limunjan, Sambaliung.
Tak hanya itu, katanya Pemerintah Kabupaten Berau akan menyediakan tambahan Speedboat milik instansi dan OPD yang ada.
“Hal ini akan ditujukan kepada pelajar serta penyeberang yang berjalan kaki. Lalu terkait speedboat yang disediakan Pemkab Berau mulai mengurai tumpukan orang, ada Speedboat dari BPBD, Pariwisata, Satpol PP, Perikanan,” ucapnya.
Gamalis pun menegaskan, penyeberangan LCT yang berada di Singkuang dan Limunjan meski terjadwal mulai pukul 04.00 wita hingga 24.00 wita setiap hari,
Secara khusus untuk melayani kegawatdaruratan akan berlangsung selama 24 jam nonstop.
“Akan standby 24 jam khusus penyeberangan emergency. Namun kalau sakit yang ringan maka bisa dengan speedboat,” ujarnya.
Pasalnya ketika penyeberangan dari pihak swasta telah beroperasi, maka empat jenis kendaraan angkutan muatan besar akan distop melalui penyeberangan Singkuang-Limunjan.
“Itu antisipasi buat kita tetapi juga peluang bagi mereka (pihak swasta), paling tidak terjadi penguraian,” bebernya.
Terpisah, Assisten III Setkab Berau, Maulidiyah menuturkan Pemerintah Kabupaten Berau juga sedang melakukan lobi-lobi kepada PT Berau Coal dalam upaya menggunakan jalur hauling yang masuk melalui Kampung Tumbit Melayu dan tembus di Kampung Suaran.
“Terkait alternatif itu kita koordinasikan, karena jalannya Berau Coal, kalau sudah ok kita akan buat rekayasa lalu lintasnya,” tuturnya.
Menurutnya jalan tersebut nantinya bisa dipergunakan bagi kendaraan besar, dengan catatan jika hal tersebut disetujui oleh PT Berau Coal. “Jika itu terjadi maka akan terjadi pengurangan kepadatan,” imbuhnya.
Selain itu, usaha yang telah dilakukan, Pemkab Berau juga telah mengajukan tambahan Kapal LCT untuk non komersil yang ditujukan untuk penyeberangan Singkuang-Limunjan.
“Namun, persoalan itu hal itu nantinya akan dikhususkan bagi penyeberangan motor saja. Sehingga, jika usulan tersebut dikabulkan maka nantinya akan ada tiga Kapal LCT yang beroperasi,” jelasnya.
Sebab, Ia menjelaskan usulan tersebut masih akan disampaikan kepada Pemerintah Provinsi Kaltim melalui PPK Perbaikan Jembatan Sambaliung, I Nyoman Suardika.
“Terkait LCT tambahan ini akan kita bahas, bukan berarti tidak. Namun kita harus kordinasi terlebih dahulu,” kata Nyoman kepada benuanta.co.id.
Terkait kepastiannya, Nyoman belum bisa berkata banyak, tetapi pihaknya akan menyampaikan terlebih dahulu dan menunggu jawaban Pemprov Kaltim. Dirinya berharap juga usulan tersebut bisa dikabulkan.
“Kita tentu berharap dikabulkan, untuk perlancar proses perbaikan juga,” terangnya.
Bahkan dirinya juga bakal memastikan, kegiatan pekerjaan yang kerap terhalang beberapa hari belakangan lalu dipastikan tidak akan mengganggu proses perbaikan yang targetnya rampung di September mendatang.
“Kalaupun ada keterlambatan kami akan lakukan percepatan bagaimana itu nanti teman lapangan yang eksekusi,” pungkasnya.(*)
Reporter: Georgie Silalahi
Editor: Ramli