Sejumlah Warga Tolak Penutupan Jembatan Sambaliung, Ada Apa?

benuanta.co.id, BERAU – Penutupan Jembatan Sambaliung Kabupaten Berau, batal dilakukan. Hal ini dilakukan menyusul adanya penolakan dari sejumlah warga pada Kamis, 1 Juni malam.

Berdasarkan pantauan benuanta.co.id, para warga meminta kepada petugas di lokasi agar jembatan penghubung antarkecamatan tersebut tidak langsung dilakukan penututupan.

Calon Gubernur Kalimantan Utara 2024-2029 Pilihanmu
1548 votes

Salah seorang warga yang melakukan penolakan Desy Fitriansyah, menyebutkan alasan penolakan itu lantaran menganggap fasilitas yang disiapkan belum memadai.

Baca Juga :  Hilangnya Ubur-ubur Danau Kakaban Masih Jadi Misteri

“Dasarnya penolakan sudah pasti jelas, karena fasilitas yang disiapkan pemerintah ini sangat belum memadai,” ungkapnya Jumat (2/6/2023).

Ia menjelaskan penyeberangan alternatif yang disediakan oleh Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Berau terlihat apa adanya.

“Kemudian kalau ada banyak warga yang menyeberang, per detiknya aja berapa orang yang lewat. Kalau mau nyeberang mereka pakai LCT (Landing Craft Tank) dulu, itu terlalu banyak memakan waktu,” ujarnya.

Maka dari itu, warga menyebut lebih baik anggaran yang ada untuk perbaikan Jembatan Sambaliung dan dialihkan saja untuk pembangunan Jembatan Kelay.

Baca Juga :  Pemkab Berau Sudah Siapkan THR untuk ASN dan PPPK

“Karena ada wacana pembangunan Jembatan Kelay, lebih baik jembatannya dialihkan saja ke sana. Kalau bisa, harapannya kami sih begitu,” ucapnya.

Lebih lanjut, ia menegaskan bahwa langkah yang diambil ini bukanlah semata-mata tidak mendukung pembangunan Jembatan Sambaliung.

“Kita sepakat pembangunan akan memakan korban, tapi harapan kami korban itu harus dimimalisir,” ucapnya.

Terpisah, Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) perbaikan Jembatan Sambaliung dari Dinas PUPR Kaltim, I Nyoman Suardika menambahkan telah melaporkan ke Pemkab Berau bahwa 1 Juni belum dapat ditutup.

“Ke Pemkab saya laporkan tidak bisa ditutup, karena adanya tuntutan dari sejumlah warga. Lebih baik ini dibahas dahulu, dari pada nanti timbulnya keributan,” bebernya.

Baca Juga :  Difteri Bisa Dicegah dengan Masa Inkubasi 2 hingga 5 Hari

Selain itu, ia mengakui tidak permasalahkan adanya aksi penolakan ini, pasalnya semua orang mempunyai pendapatnya masing-masing.

“Itu tidak masalah. Saya melaporkan, saya bertugas di sini untuk menyelesaikan pekerjaan saya,” ujarnya.

Lebih lanjut ia mengatakatan, pihaknya sudah melakukan koordinasi dengan Pemkab Berau, namun kemungkinan ada kurang sehingga adanya kebijakan ini.

“Itulah yang akan kita bahas. Jadi ini malam dibuka saja dahulu,” pungkasnya. (*)

Reporter: Georgie Silalahi

Editor: Yogi Wibawa

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *