benuanta.co.id, BERAU – Jelang penutupan jembatan Sambaliung pada 1 Juni mendatang, sejumlah instansi pelayanan mulai melakukan persiapan, seperti Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) dan Dinas Kesehatan (Dinkes) Berau.
Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik BPBD Berau, Novian Hidayat mengatakan pihaknya telah mengalokasikan sebanyak tiga personel tambahan untuk membantu mendukung tugas pencegahan dan penanganan bencana di wilayah Sambaliung dan sekitarnya.
“Pertama kami menambah personel jaga, dari 3 menjadi 6 yang berjaga di sana,” ungkapnya Selasa (30/5/2023).
Lebih lanjut, dikatakannya tidak hanya petugas jaga yang ditambah, armada penanggulangan bencana pun akan difungsikan seperti mobil pemadam kebakaran ditambah dua unit dari Posko Damkar Tanjung Redeb.
“Sehingga, dari jumlah unit awal 3 kendaraan menjadi 5 unit damkar disiagakan. Dua dari Tanjung Redeb kami tambah, jadi ada lima. Empat unit kapasitas 4.500 liter dan satu unit kapasitas 8.000 liter,” ujarnya.
Bahkan menurutnya semua upaya tersebut harus segera dilakukan sebagai bentuk sikap kesiagaan BPBD Berau.
“Dalam hal menghadapi penutupan jembatan yang nantinya bisa saja mempersempit ruang gerak personelnya. Dan ini cara inisiatif untuk siaga kebakaran permukiman dan kebakaran lahan masyarakat,” ucapnya.
Selain itu, untuk menunjang keselamatan masyarakat yang melakukan hilir mudik penyeberangan menggunakan Kapal Landing Craft Tank (LCT) atau menggunakan Kapal Tambangan bagi pengendara roda dua serta pejalan kaki.
Pihaknya mengatakan BPBD Berau juga menyiapkan personel Tim Reaksi Cepat (TRC) apabila terjadi kecelakaan air.
“Tentu kami tidak menginginkannya terjadi, tetapi kalaupun terjadi kami siapkan total 10 personel yang akan dibagi menjadi 3 shift,” bebernya.
Dijelaskannya TRC yang akan terjun bakal dirotasi selama 8 jam sekali, artinya BPBD menyediakan TRC selama 24 jam selama masa perbaikan Jembatan Sambaliung dilaksanakan.
“Pasti di-rolling, karena keterbatasan anggota kita juga kan,” imbuhnya.
Hal tersebut diungkapkan dalam rangka menunjang aktivitasnya TRC sendiri akan dibekali oleh beberapa alat utama seperti satu unit speedboat kecil dan satu unit speedboat besar.
“Namun, bahwa keseluruhan armada masih diupayakan pengadaan Bahan Bakar Minyak (BBM). Ada speedboat kecil satu, speedboat satu belum ada BBM,” ungkapnya.
Kemudian untuk tim pembantu yang disiagakannya di Kecamatan Sambaliung, pihaknya menjelaskan sudah dilakukan sejak seminggu lamanya.
“Hal ini dilakukan untuk memberi rasa aman dan nyaman bagi masyarakat. Jadi tetap, biarpun personel ditambah, kami minta kewaspadaan masyarakat jangan lengah,” bebernya.
Terpisah, Kepala Dinas Kesehatan Berau, Totoh Hermanto menambahkan telah persiapkan pelayanan lebih serius untuk menghadapi penutupan Jembatan Sambaliung.
“Yang terpenting dari kami, kalau terjadi apa-apa yang sifatnya gawat darurat kemedisan tolong diprioritaskan,” bebernya.
Termasuk ketersediaan tenaga kesehatan hingga armada ambulans juga dirasanya sudah cukup dan bisa berjalan seperti biasa.
“Hanya yang membedakan, kami meminta tolong untuk diprioritaskan saat kebutuhan darurat ketika melakukan penyeberangan.
Layanan puskesmas di Sambaliung sudah 24 jam, hanya saat merujuk atau ada kondisi darurat kami mohon petugas lapangan busa memberi prioritas untuk diseberangkan,” pungkasnya. (*)
Reporter: Georgie Silalahi
Editor: Yogi Wibawa