Pedalaman Malinau Jadi Potensi Pembangunan Desa Wisata

benuanta.co.id, Malinau – Selain Desa Wisata Pulau Sapi, kedatangan wisatawan di Kabupaten Malinau juga dikarenakan daya tarik tempat wisata lainnya. Salah satunya di salah satu pedalaman Malinau, yakni Desa Long Jalan di Kecamatan Malinau Selatan.

Para wisatawan yang ingin mengunjungi tempat ini dimanjakan dengan beragam satwa liar dan arum jeram. Desa Long Jalan sendiri merupakan desa yang berada di wilayah paling hulu Sungai Malinau, Desa yang juga disebut Desa Puten ini hanya bisa diakses menggunakan ketinting atau biasa dikenal dengan perahu bermotor (Long Boat).

Calon Gubernur Kalimantan Utara 2024-2029 Pilihanmu
1956 votes

Ketua KUPS Ekowisata Long Jalan, Anye Irang mengatakan Desa Long Jalan memiliki daya tarik kebudayaan Suku Punan yang masih kental. Banyak atraksi wisata budaya yang bisa dinikmati di Desa Long Jalan.

Baca Juga :  Desa Wisata Tana Kuning Tuan Rumah Rakor Pengembangan dan Pemasaran Pariwisata se Kaltara

“Kami masih punya kebudayaan sebagai Suku Punan. Seperti cara menghidupkan api menggunakan batu. Kami merasa itu hal yang biasa dalam kebudayaan kami. Tapi, ternyata itu menjadi atraksi wisata yang bisa menarik pengunjung,” kata pria yang akrab disapa Irang pada Senin, 29 Mei 2023.

Selain potensi wisata budaya, Desa Long Jalan juga memiliki kekayaan alam yang bisa dinikmati. Salah satu potensinya ialah masyarakat Suku Punan yang masih memiliki kepercayaan harus melindungi Pan atau air asin.

“Air asin adalah tempat minumnya satwa-satwa liar. Jika air asin hilang, maka hewan juga bisa hilang. Mereka juga dilarang membunuh hewan di air asin. Suku Punan percaya jika membunuh hewan di air asin atau hilangnya air asin akan membawa malapetaka,” ujarnya.

Baca Juga :  Pengembangan Pariwisata Unggulan Daerah Prioritas Dispar Kaltara

Sementara itu Fasilitator Komunitas Konservasi Indonesia (KKI) Warsi Desa Long Jalan, Dodi Ir juga menyampaikan potensi wisata yang ada di Desa Long Jalan akan dikembangkan menjadi program wisata alam dan budaya. Hal ini guna meningkatkan perekonomian masyarakat yang tinggal di sekitar kawasan hutan.

“Akses sulit menuju Desa Long Jalan, bukan menjadi kendala. Justru ini dapat dilihat menjadi ciri khas yang dimiliki Desa Long Jalan. Sebab, sensasi perjalanan selama delapan jam di atas perahu menyusuri sungai Malinau bisa memberikan pengalaman tersendiri bagi wisatawan. Lalu, wisatawan bisa merasakan hidup berinteraksi langsung bersama masyarakat Suku Punan dalam mengenal budayanya.” Ujar Dodi.

Di sisi lain, Kepala Dinas Pariwisata (Dispar) Provinsi Kalimantan Utara (Kaltara), Njau Anau menerangkan akses perjalanan menuju lokasi wisata yang ada di Kabupaten Malinau memang selalu menjadi tantangan tersendiri bagi pembangunan daerah, khususnya dalam mengembangkan potensi wisata daerah pedalaman.

Baca Juga :  Pengembangan Pariwisata Unggulan Daerah Prioritas Dispar Kaltara

“Memang akses menuju lokasi wisata pedalaman menjadi tantangan bagi kita, namun kendala itu juga bisa berbuah dampak positif, karena sepanjang perjalanan wisatawan juga bisa dimanjakan dengan pemandangan alam yang melimpah,” kata Njau Anau.

Kemudian ia menambahkan dalam pengembangan wisatawan lokal, pemberdayaan SDA juga perlu dilakukan seperti halnya Desa Pulau Sapi yang memulai perjalanannya dengan pemberdayaan masyarakat lokal.

“Masyarakat kita berdayakan untuk dapat mengelolah potensi wisata yang ada, kemudian pemerintah juga wajib membantu termasuk membuka jalan bagi pengembangan Desa dan saya rasa semakin lama potensi wisata kita di Kaltara semakin lebih baik,” pungkasnya. (*)

Reporter : Osarade

Editor: Nicky Saputra

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *