Penyaluran Bantuan ke Wilayah 3T Terkendala Akses

benuanta.co.id, TARAKAN – Presiden RI, Joko Widodo memerintahkan penyaluran cadangan beras pemerintah melalui Bulog untuk 21,3 juta keluarga penerima manfaat (KPM) ke seluruh Indonesia.

Dalam penyalurannya, wilayah Kalimantan Utara (Kaltara) sendiri, memiliki tantangan, mengingat terdapat wilayah 3T (terdepan, terpencil dan tertinggal). Alokasi cadangan beras pemerintah ini ditarget untuk satu KPM menerima 10 kilogram beras pada Maret, April dan Mei.

Calon Gubernur Kalimantan Utara 2024-2029 Pilihanmu
1575 votes

Saat inipun progressnya masih bertahap terkhusus untuk Kabupaten Malinau dan Nunukan bagian Krayan.

Baca Juga :  BMKG Prediksi Hujan Lebat di Malam Hari, Catat Wilayahnya 

“Krayan itu baru alokasi Maret yang kita kirim. Ya kita harapkan habis bulan Mei ini semua dapat tersalurkan,” ucap Pimpinan Bulog Cabang Tarakan, Apriansyah, Ahad (21/5/2023).

Adapun jumlah KPM yang harus mendapatkan cadangan beras pemerintah ini sebanyak 30.000 KPM. Untuk syarat penerimaan bantuan ini telah ditentukan langsung oleh Kementrian Sosial sehingga Bulog hanya sebagai pihak penyedia dan penyalur melalui transportir.

Menyoal data penerima juga telah diupdate. Seperti warga yang sudah pindah atau meninggal dunia akan dengan cepat terdeteksi alhasil, penyaluran dipastikan tepat sasaran.

“Ada pihak ketiga PT. JPL. Bantuan ini sudah ditentukan titiknya, kalau kemarin kita sudah koordinasi dengan pendamping. Tarakan itu di kelurahan. Kalau ke Nunukan itu kita tergantung pasang surut air terutama Lumbis itu,” bebernya.

Baca Juga :  Dua OPD Pemprov Kaltara Paling Produktif Tahun Ini

Diakui Apriansyah, kendala penyaluran di wilayah 3T ini cukup besar. Lantaran pihak penyalur harus melalui sungai untuk tiba di lokasi. Seperti wilayah Lumbis dan Sebatik, Nunukan. Tantangannya, pihak penyalur harus menyesuaikan jadwal air sehingga beras bantuan dapat tiba di tangan penerima dengan kondisi baik.

Lebih jauh dikatakannya, wilayah Malinau sendiri juga tak bisa seluruhnya ditempuh melalui jalur darat. Pihaknya pun harus menggunakan long boat yang melewati arum jeram. Kendati risiko besar mengancam rusaknya muatan berupa beras bantuan.

“Jadi ya sebisa mungkin yang di perahu tutupin pake terpal. Sayang aja kalau medannya susah, terus kalau tiba berasnya harus rusak,” kata dia.

Baca Juga :  MUI Minta Aparat Tak Ragu Tindak THM yang Nekat Buka Selama Ramadan

“Karena ketentuannya beras tidak boleh lama-lama berada dalam gudang penyimpanan. Dikhawatirkan rusak dan hilang. Tapi Alhamdulillah informasinya cukup lancar,” tambah Apriansyah.

Tak hanya menyesuaikan jadwal air, pihaknya juga sedikit terbentur dengan biaya operasional penyaluran ke wilayah Krayan. Mengingat jalur ke Krayan hanya dapat dilakukan melalui jalur penerbangan.

“Ya subsidi silang. Mungkin daerah lain ada penyaluran lain yang untung jadi di silangkan ke operasional Krayan,” pungkasnya. (*)

Reporter: Endah Agustina

Editor: Yogi Wibawa

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *