Dispangtan: Kebun Raya Anggrek Bukan Prioritas!

benuanta.co.id, BULUNGAN – Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (Dispangtan) tidak memprioritaskan kebun anggrek sebagai fokus utama untuk penanganan Pemkot Tarakan. Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (Dispngtan), Elang Buana mengatakan, kementerian pertanian memprioritaskan kegiatan yang bersentuhan langsung ke masyarakat, seperti memberikan bantuan bibit kepada petani guna meningkatkan masyarakat pasca pandemi.

Elang menuturkan, kebun raya anggrek dahulunya kewenangan Dinas Kehutanan Tarakan, sementara dinas pertanian sebagai dinas teknis yang bertugas membantu kegiatan. Terjadi peralihan status dari dinas kehutanan kota menjadi dinas kehutanan provinsi, sehingga tidak ada aktivitas lagi di kebun tersebut. Karena berkaitan dengan tanaman, Wali Kota Tarakan mengembalikan kebun raya anggrek ke Dinas Pertanian Tarakan.

Calon Gubernur Kalimantan Utara 2024-2029 Pilihanmu
2018 votes

“Kondisi kebun anggrek sudah rusak sebelum tanggung jawab diberikan kepada kami,” singkatnya pada benuanta.co.id, Kamis (12/5/2023).

Sebelumnya, Dinas Pertanian Tarakan mengundang Pertamina Tarakan Field Tarakan dengan harapan memulihkan kondisi taman dan Anggrek. namun dikatakan Elang pihak Pertamina hanya membantu cat pada bangunan serta membersihkan lingkungan. “Tidak sesuai dengan yang kami harapkan,” ucap Elang.

Baca Juga :  Tak Bisa Pasang PJU di Depan Landasan, Pemkot Usahakan Cari Jalan Keluar 

Elang mengakui jika kondisi kebun anggrek mengalami kerusakan, kondisi atap sudah tidak memungkinkan. Hal itu akan memengaruhi budidaya anggrek. Jika dipaksa, hasilnya tidak akan optimal karena pasti akan membutuhkan banyak biaya untuk penanganannya.

Sebelumnya, Dinas Pertanian Tarakan telah membudidayakan anggrek, namun hasilnya tidak signifikan. Guna menggenjot Pendapatan Asli Daerah (PAD) dinas pertanian menggandeng Dinas Pariwisata Tarakan untuk membantu promosi dan tarikan retribusi.

Bukan hanya budidaya anggrek, ke depannya Dinas Pertanian Tarakan berencana memodifikasi tanaman sayuran, hidroponik, petik langsung buah-buahan, untuk bibit, pihaknya akan menggunakan produk lokal.

Sementara, untuk program rehabilitasi bangunan kebun anggrek, Dinas Pertanian Tarakan telah merencanakannya, namun hal tersebut terbentur dengan anggaran. “Kami sudah mengajukan anggaran, hal itu belum disetujui (wali kota),” tandasnya. (*)

Investor Tak Kunjung Datang!

Terpisah, Officer Comrel dan CID Tarakan Field, Abrar Siregar menuturkan, Pertamina mempunyai program keanekaragaman hayati yang berfokus terhadap lingkungan. Salah satunya dengan mengembangkan dan menyelamatkan anggrek hitam yang ada di kebun raya anggrek Tarakan.

Baca Juga :  Momen Lebaran, 13 Ribu Penumpang Padati Pelabuhan Malundung 

“Karena kondisi rumah hijau (green house) tidak maksimal, kemudian dipindahkanlah tanaman tersebut ke green house baru yang merupakan bantuan dari Pertamina, termasuk peralatan untuk keperluan kebun tersebut,” ucapnya.

Abrar menjelaskan tahun 2021 pihaknya melakukan pembinaan. Namun pada tahun itu, kondisinya memprihatinkan lantaran terbatasnya pengelola taman anggrek yang memiliki luasan 2 hektare tersebut. Satu sisi, anggaran yang dikucurkan tidak ada. Sementara, pada tahun 2022, dikabarkan akan ada investor yang akan melakukan pembenahan, namun sampai detik ini hal tersebut tidak terealisasi.

Harapan Pertamina telah terkonsep, di green house besar akan ada program petik buah, kemudian tanaman anggrek akan dilpindahkan ke green house milik Pertamina. Pertamina berperan menyelamatkan anggrek langka seperti anggrek hitam untuk dilakukan penyegaran dan penyempurnaan kembali.

“Terkait program pemberdayaan, ranahnya bukan langsung mengucurkan dana. Jadi, kalau mau membangun infrastruktur, kemudian investasi puluhan juta untuk kebun anggrek, jika tidak ada perawatan setelah itu, sama saja bohong,” tegasnya.

Baca Juga :  Pria yang Gantung Diri di Juata Laut Sempat Tulis Wasiat

Abrar menambahkan, untuk memantapkan program tersebut, Pertamina membekali setiap pengurus kebun anggrek dengan sejumlah pelatihan terkait penyegaran budidaya taman anggrek. Saat itu dinas pertanian dengan Universitas Borneo Tarakan (UBT) yang menjadi narasumber. Kedua yaitu melakukan pendataan ulang terhadap sejumlah anggrek yang ada.

“Kami berharap banyaknya pihak yang berkolaborasi, sehingga apa yang menjadi tujuan utama akan segera tercapai,” ujarnya.

Abrar menambahkan, tahapan dalam mendukung program pembinaan yang pertama pengembangan masyarakatnya, tahap kedua baru ke arah infrastrukturnya, tahap ketiga pemasaran, dan tahap keempat exit program (program telah selesai dan sumber daya ditarik dari area pelaksana program).

Harapan Pertamina menjadikan taman anggrek sebagai ikon Kota Tarakan untuk ke depannya. “Pertamina memiliki komitmen menjadi pionir dalam merangkul semua stakeholder untuk berbuat baik,” tandasnya.(*)

Reporter: Okta Balang

Editor: Ramli

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *