benuanta.co.id, TARAKAN – Badan Nasional Pencarian dan Pertolongan (Basarnas) Kota Tarakan menyayangkan tak ada laporan dari pihak nakhoda maupun ABK speed boat SB Cinta Damai yang sempat mengalami kendala saat perjalanan dari Nunukan ke Tarakan, pada Senin, 1 Mei 2023.
Kendala teknis yang dihadapi speedboat mengangkut 21 penumpang dari Nunukan tersebut karena mengalami mati mesin di perairan Pulau Bunyu. Bahkan kejadian ini tak dilaporkan nakhoda melainkan dilaporkan salah satu penumpang pukul 19.00 WITA, dan akhirnya Tim Rescue menuju lokasi sepuluh menit kemudian.
Berdasarkan perhitungan, speedboat tersebut sempat terombang-ambing di perairan Bunyu kurang lebih 5 jam. Dengan estimasi keberangkatan rute Nunukan – Tarakan hanya membutuhkan waktu 3 jam perjalanan.
“Malah penumpang yang lapor,” ujar Kepala Basarnas Tarakan, Syahril saat dihubungi benuanta.co.id, Selasa (2/5/2023).
Enggan Didekati Basarnas saat Terombang-ambing
Tak sampai di situ. Setiba di lokasi, Tim SAR kembali kesulitan mengevakuasi penumpang karena SB Cinta Damai enggan didekati personel SAR dan tidak memberikan alasan yang jelas dan mulai menuju ke Pelabuhan Tengkayu I.
“Ternyata kehabisan BBM tapi kita dekati tidak mau. Tetap jalan. Kita juga tidak tahu kenapa begitu (alasannya). Akhirnya sampai di Tengkayu ternyata ada penumpang WNA (Warga Negara Asing) sebanyak 3 orang,” terangnya.
Nakhoda&ABK Sebut Manifest Penumpang Hilang
Masalah kembali muncul, saat Tim SAR meminta manifest penumpang. Nakhoda dan ABK satu suara mengatakan bahwa manifest penumpang jatuh dan hilang. Sehingga untuk mendata penumpang, tim menggunakan cara manual dengan.
“Kami data satu-satu penumpang yang turun. Ternyata baru kami tahu ada 3 WNA dari Malaysia. Kita tidak ada wewenang juga untuk memeriksa WNA. Prinsipnya kita itu seluruh korban sudah selamat dievakuasi lewat Tengkayu (SDF),” beber Syahril,” tutur dia.
Diduga Kelebihan Penumpang
Pihak Basarnas pun tak dapat melakukan pemeriksaan terhadap penumpang SB Cinta Damai termasuk dengan WNA yang ada di dalam speedboat itu. Syahril menjelaskan kendala yang dihadapi pihaknya karena tidak adanya manifest. Bahkan berdasarkan informasi dari penumpang, speedboat ini hanya memuat 20 orang.
“Awalnya kita dapat informasi cuma 20 orang. Ternyata 21 orang penumpang. Itu kita dapat laporan dari penumpang, bukan dari ABK-nya. Kita kurang paham juga apakah speedboat itu reguler apa tidak. Mungkin reguler karena ada di dalam data speed itu ada nama SB Cinta Damai,” pungkasnya. (*)
Reporter: Endah Agustina
Editor: Yogi Wibawa