Dinkes Berau dan BBPOM Samarinda Uji 25 Sampel Takjil Pasar Ramadan

benuanta.co.id, BERAU – Sebanyak 25 sampel berbagai jenis makanan berbuka puasa yang tersedia di Pasar Ramadan Masjid Agung, Tanjung Redeb hari ini sedang dilakukan pengujian dari Balai Besar Pengawas Obat dan Makanan (BBPOM) Samarinda.

Kepala Bidang Kesehatan Masyarakat (Kesmas) Dinkes Berau Suhartini mengatakan 25 sampel makanan berbuka puasa tersebut saat ini sedang pengujian.

Calon Gubernur Kalimantan Utara 2024-2029 Pilihanmu
1973 votes

“Ada 25 sampel makanan siap saji berbuka puasa kita sedang lakukan uji sampel baik pewarna makanannya dan apakah ada terkontaminasi formalin atau tidak dari produk yang di jual di pasar Ramadan masjid agung,” ucapnya, Rabu (12/4/2023).

Dijelaskannya Dinkes Berau bersama BBPOM Samarinda beberapa hari lalu sudah melakukan pengawasan berbagai produk makanan dan minuman.

“Jadi kegiatan pengawasan pangan kita hari ini ada datang ke pasar, ke toko-toko yang terbagi dari 2 tim dan rutin kita laksanakan setiap tahun kerja sama tim koordinasi keamanan pangan kabupaten ada dari satpol PP dari DPMPTSP, Disperindagkop, Dinas Kesehatan dan BBPOM,” ungkapnya.

Selain itu, pengawasan makanan takjil dan berbuka puasa kata dia juga bakal berlangsung di 5 kecamatan pada daerah pesisir Bumi Batiwakkal.

“Ini baru mulai, besok itu kami mengarah ke daerah 5 kecamatan pesisir akan ada uji sampel produk makanan dan takjil berbuka puasa,” ujarnya.

5 kecamatan tersebut yang bakal didatangi tim BBPOM Samarinda dan Dinkes Berau yaitu berada wilayah Tubaan, Biatan, Talisayan, Baru Putih, Biduk-Biduk.

“Rencananya bakal berlangsung selama 2 hari ke 5 kecamatan itu kami akan sana,” kata Suhartini.

Suhartini terus terang menjelaskan pelaksanaan ke 5 kecamatan yang bakal dilakukan pengawasan pangan oleh BBPOM Samarinda berdasarkan permintaan dari Puskesmas setempat.

“Karena itu juga kan permintaan dari Puskesmas lalu camat supaya adalah pengawasan dari BBPOM untuk makanan-makanan yang beredar di wilayah pesisir. Mudah-mudahan tahun depan kita bisa perluas ke daerah pedalaman dan pulau terluar,” imbuhnya.

Kemudian saat ditanyakan persoalan mengapa baru dilaksanakan pengawasan makanan dan takjil mendekati berakhirnya bulan puasa, Suhartini menjelaskan harus menunggu keputusan BBPOM Samarinda

“Kami harus menunggu BBPOM karena kalau kami sendiri yang masuk ke swalayan kami hanya bisa mengecek PIRT kalau makanan BBPOM sehingga dari pada dua kali turun ke lapangan jadi kami sinkronisasi jadwal turun bersama-sama dengan BBPOM,” pungkasnya.(*)

Reporter: Georgie Silalahi

Editor: Ramli

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *