Wabup Hanafiah Minta Semua Terlibat Tangani Stunting

benuanta.co.id, NUNUKAN – Masalah kekurangan gizi yang masih cukup tinggi di Indonesia. Termasuk di Kabupaten Nunukan terutama masalah stunting, wasting pada balita serta masalah anemia dan kurang energi kronik (KEK) pada ibu hamil.

Wakil Bupati Nunukan H. Hanafiah menyampaikan, penanggulangan stunting menjadi tanggung jawab bersama, tidak hanya pemerintah tetapi juga masyarakat itu sendiri. Karena stunting dalam jangka panjang berdampak buruk tidak hanya terhadap tumbuh kembang anak tetapi juga terhadap perkembangan emosi yang berakibat pada kerugian ekonomi.

Mulai dari pemenuhan gizi yang baik selama 1.000 hari pertama kehidupan (HPK) anak hingga menjaga lingkungan agar tetap bersih dan sehat.

Baca Juga :  ASN Nunukan Diimbau Tidak Menambah Libur Lebaran

Upaya penanganan stunting sudah menjadi prioritas nasional, sangat memungkinkan bagi desa untuk menyusun kegiatan-kegiatan penanganan stunting berskala desa. Dengan adanya dana desa yang diatur dalam Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 2014 tentang Dana Desa yang bersumber dari APBN, desa dapat memanfaatkan dana ini untuk membiayai penyelenggaraan pemerintah desa, pembangunan, pemberdayaan masyarakat dan kemasyarakatan melalui mekanisme perencanaan desa.

“Dana Desa itu bisa dimanfaatkan untuk kegiatan penanganan stunting,” kata H. Hanafiah, kepada benuanta.co.id, Selasa (4/4/2023).

Baca Juga :  ASN Nunukan Diimbau Tidak Menambah Libur Lebaran

Selain itu, H. Hanafiah sudah mengintruksikan setiap organisasi perangkat daerah (OPD) diwajibkan agar terlibat ikut serta mengatasi stunting, satu kepala OPD akan mengasuh dua anak. Jika ini berjalan dengan baik, ia meyakini Nunukan akan dapat menurunkan angka sunting. (*)

Reporter: Darmawan

Editor: Yogi Wibawa

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *