Amankah Pakaian Bekas bagi Kesehatan? Ini Penjelasan Dinas Kesehatan Kaltara

benuanta.co.id, TANJUNG SELOR – Ballpress atau pakaian bekas alias thrifting bukan cerita baru lagi di Kalimantan Utara (Kaltara). Pakaian ini didatangkan dari negara Malaysia melalui jalur laut.

Karena mendapatkan tempat di hati peminatnya, tak jarang sejumlah orang menjadi pebisnis ballpress. Walaupun tak dipungkiri, sejak kasus ballpress Hasbudi terbongkar, aparat penegak hukum kadang mengamankan ballpress untuk dimusnahkan.

Jika secara hukum pakaian bekas ini dilarang beredar di Indonesia, seperti apa pandangan dunia kesehatan terhadap pakaian ini. Benuanta.co.id mewawancarai dinas kesehatan Kaltara.

Baca Juga :  Serahkan Sertifikat Lahan, Gubernur Harap Kejati Kaltara Segera Terwujud

Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kaltara Usman melalui Kepala Seksi (Kasi) Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Judianto Limbong menanggapi soal dugaan penyakit yang bisa ditimbulkan dari pakaian thrifting bila digunakan kembali.

“Masalah kesehatan penyakit menular dengan media kain belum ada informasi lebih lanjut. Jika sudah terlanjur diambil sebaiknya direndam dengan desinfektan sabun sebelum dipakai. Untuk mematikan jamur yang ada di pakaian,” ucapnya, Senin (20/3/2023).

Kata dia, selain dengan metode mencuci pakaian thrifting lebih aman lagi kalau direbus dengan air panas kemudian tahap pengeringan lalu setrika untuk mematikan jamur.

Baca Juga :  Toko Sulit Terapkan UMK bagi Pekerja, Disnakertrans: Menyesuaikan dengan Pendapatan

“Pembeli pakaian bekas dapat rentan mengalami infeksi kulit, pencernaan sampai infeksi saluran kemih,” ujarnya.

Apabila sudah pernah dilakukan pengujian, dijelaskannya ada beberapa jenis mikroorganisme yang dapat bertahan pada pakaian thrifting.

“Sudah pernah dilakukan pengujian ada beberapa jenis mikroorganisme bertahan bakteri yang hidup pada pakaian yaitu bakteri  jamur yang berbahaya bagi kesehatan, terutama penyakit kulit, bisa juga pencernaan (diare) dan hati-hati juga menyebabkan infeksi saluran kemih,” ungkapnya.

Baca Juga :  Pembangunan Terminal Bus Terus Diupayakan Dishub Kaltara

Namun pihaknya menjelaskan bahwa hingga sekarang Dinkes Kaltara belum ada menerima laporan temuan kasus terbaru karena menggunakan pakaian bekas.

“Belum ada laporan penyebab pastinya apakah dari pakaian bekas, seharusnya di uji dari bagian laboratorium bakteri jamur apa saja yang ada dikain bekas impor yang beredar di Kaltara, himbauan apabila masyarakat sudah terlanjut mendapatkannya sebaiknya direndam dengan desinfektan dan direbus dengan air panas disetrika sebelum digunakan,” pungkasnya.(*)

Reporter: Georgie Silalahi
Editor: Ramli

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *