Usai Diklarifikasi KPK, Kepala Bea Cukai Makassar Enggan Tanggapi Temuan PPATK

benuanta.co.id, Makassar – Kepala Bea Cukai Makassar Andhi Pramono telah melakukan klarifikasi ke Komisi Pemberantasan Korupsi terkait harta kekayaannya yang cukup fantastis.

Andhi Pramono mengaku dirinya telah patuh dan secara jujur melaporkan LHKPN setiap tahun. Sehingga hal tersebut dianggap tidak menjadi masalah. Adapun rumah mewah diduga milik Andhi di Kompleks Wisata Legenda Cibubur yang viral di media sosial. Diakuinya rumah tersebut milik orang tuanya.

Calon Gubernur Kalimantan Utara 2024-2029 Pilihanmu
1554 votes

“Saya telah melaporkan LHKPN secara lengkap dan tepat waktu setiap tahun. Terkait rumah yang viral, itu rumah orang tua saya yang tempati sudah lama, dan belum diberikan waris kepada saya,” kata Andhi kepada wartawan usai menjalani pemeriksaan klarifikasi di KPK pada Selasa, 14 Maret 2023 kemarin.

Terkait temuan Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK) yang mengendus adanya beberapa transaksi Andhi Pramono dengan jumlah besar dan mencurigakan, termasuk setoran tunai dengan jumlah besar, pembelian barang-barang mahal, dan lain-lain. Andhi mengaku telah diklarifikasi ke KPK dan enggan berkomentar soal itu. ” Sudah dijelaskan ke KPK,” singkat Andhi.

Diketahui LHKPN yang dilaporkan Andhi Pramono pada tahun 2021, setidaknya ada tiga lahan dan bangunan yang tercatat di Kabupaten Bogor. Kekayaan Andhi Pramono pada laporan periodik tahun 2021 tercatat mencapai Rp 13.753.365.726, termasuk 15 bidang lahan dan bangunan serta 13 kendaraan dengan total nilai mencapai Rp 9.847.957.726.

Sebelumnya Kepala PPATK, Ivan Yustiavanadana menyebut, besaran nilai transaksi Andhi Pramono salip menyalip dengan jumlah transaksi mantan pegawai pajak  Rafael Alun Trisambodo. Besarnya transaksi keuangan kedua pejabat negara itu diibaratkan bus antar kota antar provinsi.

Ivan juga menyampaikan pola transaksi keuangan Andhi Pramono mirip dengan Rafael Alun. Mereka diduga menggunakan nominee atau mengatasnamakan orang lain dalam transaksi keuangannya.

“Besar lah (nilai transaksinya). Seperti bis AKAP, saling salip. Setoran tunai jumlah besar, dari perusahaan-perusahaan, pembelian barang-barang mahal, dan lain-lain,” tukas Ivan belum lama ini. (*)

Reporter: Akbar

Editor: Nicky Saputra

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *