benuanta.co.id, BULUNGAN – Kondisi inflasi Provinsi Kaltara pada bulan Februari 2023 berada di angka 4,64 persen secara year on year (YoY) sedangkan inflasi bulanannya sebesar 0,12 persen dan inflasi kalender sebesar 0,37 persen.
Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Kalimantan Utara (Kaltara), Mas’ud Rifai mengatakan Tanjung Selor mengalami inflasi sebesar 6,76 persen secara YoY berada di urutan nomor 3 dalam regional Kalimantan setelah Kotabaru sebesar 7,88 persen dan Banjarmasin sebesar 6,78 persen. Sedangkan inflasi bulanan Tanjung Selor sebesar 0,25 persen.
“Sementara untuk Kota Tarakan mengalami inflasi sebesar 4,10 persen merupakan inflasi terendah secara nasional maupun regional Kalimantan dan inflasi bulanan sebesar 0,09 persen,” ucap Mas’ud Rifai kepada benuanta.co.id, Rabu, 1 Maret 2023.
Lanjutnya, hal yang mempengaruhi inflasi Provinsi Kaltara di antaranya kelompok transportasi sebesar 15,28 persen, perawatan pribadi sebesar 7,99 persen, perlengkapan peralatan dan pemeliharaan rutin rumah tangga sebesar 5,76 persen, makanan minuman dan tembakau sebesar 3,87 persen, kelompok penyediaan makanan dan minuman sebesar 3,16 persen.
Disusul kelompok perumahan, air, listrik dan bahan bakar rumah tangga sebesar 1,79 persen, kelompok pakaian dan alas kaki sebesar 0,75 persen, pendidikan sebesar 0,63 persen, kesehatan sebesar 0,62 persen. Kelompok informasi, komunikasi dan jasa keuangan sebesar 0,47 persen serta kelompok rekreasi, olahraga dan budaya sebesar 0,32 persen.
“Kita melihat kelompok transportasi masih menjadi penyebab utama terjadinya inflasi baik di Tarakan maupun di Tanjung Selor,” tuturnya.
Mas’ud menyebutkan untuk barang jasa penyumbang tertinggi inflasi bulanan di Kaltara adalah angkutan udara dengan angka sebesar 0,13 persen, lalu ada beras sebesar 0,04 persen, rokok kretek filter dan air kemasan sebesar 0,03, rokok putih 0,02.
“Sedangkan penyumbang inflasi tahunan dari barang dan jasa adalah bensin sebesar 1,25 persen, angkutan udara sebesar 0,79 persen, emas perhiasan sebesar 0,17 persen, sawi hijau sebesar 0,16 persen dan bahan bakar rumah tangga sebesar 0,14 persen,” pungkasnya.(*)
Reporter: Heri Muliadi
Editor: Ramli