Banjir di Makassar Berangsur Surut, Pengungsi Kembali ke Rumahnya

benuanta.co.id, SULSEL – Banjir yang melanda beberapa kecamatan di Kota Makassar, Sulawesi Selatan mulai berangsur surut. Sejumlah pengungsi pun mulai kembali ke rumahnya untuk membersihkan bekas banjir.

Salah seorang warga Kecamatan Manggala, Ibrahim (31 tahun) mengaku sudah pulang dari posko pengungsian. Itu setelah banjir setinggi pinggul orang dewasa mulai surut.

Calon Gubernur Kalimantan Utara 2024-2029 Pilihanmu
1586 votes

“Kalau keluarga masih di pengungsian. Saya pulang untuk bersih – bersih, karena biasanya banyak lumpur yang masuk di rumah,” katanya dikonfirmasi, Kamis, (16/2/2023).

Ibrahim merupakan salah satu dari 2.929 jiwa pengungsi korban banjir yang melanda Kota Makassar pada Senin, (13/2/2023).

Berdasarkan data Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Makassar, 2.293 jiwa pengungsi itu tersebar di 23 titik pengungsian di delapan kecamatan. Namun tersisa di 4 kecamatan yaitu Manggala, Biringkanayya, Kecamatan Tamalate dan Rappocini.

Banjir sempat melanda 12 kecamatan di Kota Makassar dari total 15 kecamatan. Sejauh ini tersisa 3 kecamatan yang terkena banjir, namun air mulai berangsur surut.

Meski demikian Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika memprediksi cuaca ekstrem masih akan terjadi di Makassar dan sekitarnya hingga 16 Februari 2023. Berdasarkan prakiraan BMKG, kondisi cuaca di Sulsel menunjukkan adanya peningkatan curah hujan.

Reklamasi CPI Diduga Penyebab Banjir

Akibat banjir yang melanda Kota Makassar, beragam spekulasi bermunculan. Selain faktor alam, penyebabnya ditengarai akibat reklamasi kawasan Center Point Of Indonesia dan pembangunan pelabuhan Makassar New Port.

Namun Wali Kota Makassar Moh Ramdhan ‘Danny’ Pomanto langsung membantah hal tersebut. “Saya pastikan justru reklamasi itu mencegah kita dan banjir dari laut, kalau ada yang mengatakan itu, buktikan kita bisa berdebat ambil data-datanya,” kata Danny kepada wartawan baru – baru ini.

Danny menyebut penyebab utama banjir adalah tingginya curah hujan di daerah pesisir yang mengakibatkan air laut pasang sehingga naik ke daratan. Menurutnya, itulah yang menyebabkan daerah pesisir juga terdampak banjir dibandingkan dengan daerah di tengah kota yang kerap menjadi langganan banjir.

“Ada 12 kecamatan yang terendam banjir. Kita juga bersyukur karena kecamatan-kecamatan yang tadinya banjir kronis itu di Manggala dan Biringkanaya kali ini tidak separah yang biasanya, justru banjir paling parah berada di pesisir pantai,” kata Danny.

Kondisi cuaca ekstrem itu, kata Danny, diperparah dengan buruknya sistem drainase di Kota Makassar. Drainase yang seharusnya menjadi tempat air mengalir, kata Danny, justru tersumbat akibat tumpukan sampah.(*)

Reporter: Akbar

Editor: Ramli

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *