benuanta.co.id, TARAKAN – Inflasi bulan Januari 2023 di Kota Tarakan berada diangka 0,32 persen. Jika dibandingkan dengan inflasi Januari 2022 sebesar 0,25 persen. Secara umum diawal tahun dari 90 kabupaten atau kota se Indonesia mengalami inflasi.
“Inflasi di bulan Januari ini terjadi karena salah satu faktornya adalah permintaan (demand) yang cukup besar,” ungkap Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Kota Tarakan, Edwin Triyoga, SST, S.E, M.Si, Senin, 6 Februari 2023.
Untuk Kota Tarakan lima jenis barang atau jasa penyumbang inflasi terbesar pada bulan Januari di antaranya cabai rawit sebesar 0,07 persen, emas perhiasan 0,05 persen, sawi hijau 0,03 persen, tomat 0,03 persen dan rokok putih 0,03 persen.
Sementara komoditas penyumbang deflasi yakni bensin sebesar -0,02 persen, bawang merah -0,01 persen, tahu mentah -0,01 persen, angkutan udara -0,01 persen dan wortel -0,01 persen.
“Berdasarkan data tersebut dan melihat program-program pemerintah daerah, di mana setiap minggunya selalu diadakan rapat yang berkoordinasi dengan Kemendagri untuk melakukan pemantauan terhadap harga barang jasa, dalam melakukan pengendalian inflasi daerah sudah cukup baik,” jelasnya.
Inflasi Kota Tarakan pada tahun 2022 dinilai sudah cukup baik, karena dari 90 kota yang disurvei tentang inflasi, Kota Tarakan menempati posisi keempat dengan inflasi terendah. Secara keseluruhan berada pada angka 3,93 (yoy) persen.
Pertumbuhan Ekonomi Triwulan III 5,56 Persen
Pertumbuhan ekonomi di Kota Tarakan berdasarkan data terakhir di triwulan III tahun 2022 berada diangka 5,56 persen. Menurut Badan Pusat Statistik (BPS), pertumbuhan ekonomi Kota Tarakan mengalami peningkatan.
Berdasarkan data pertumbuhan ekonomi di triwulan I berada diangka 4,66 persen, triwulan II 4,92 persen dan untuk triwulan III 5,56 persen.
Kepala Kantor BPS Kota Tarakan Edwin Triyoga, SST, S.E, M.Si, menyebutkan peningkatan pertumbuhan tertinggi berada pada sektor penyediaan akomodasi makan dan minum diangka 12,92 persen, sektor jasa keuangan 12,54 persen, dan sektor lainnya yang mengalami pertumbuhan tertinggi yaitu transportasi dan pergudangan 11,89 persen.
“Secara umum hampir semua sektor mengalami peningkatan, namun tidak terlalu signifikan seperti pada sektor-sektor yang di sebutkan sebelumnya,” ungkap Edwin.
Edwin menambahkan, untuk data pertumbuhan ekonomi terbaru triwulan IV belum dapat dirilis karena datanya masih dalam proses menunggu rilis dari tingkat nasional dan tingkat provinsi sebelum ke kabupaten dan kota.(*)
Reporter: Hendra Rivaldo
Editor: Ramli