benuanta.co.id, MALINAU – Kasus anak hilang kembali terjadi di Kabupaten Malinau. Baru-baru ini seorang remaja SMP yang masih duduk di kelas IX yakni Bunga, (bukan nama sebenarnya) di Kecamatan Malinau Barat, sempat dilaporkan hilang pihak keluarganya.
Kasus anak hilang kali ini merupakan kasus kedua yang ditangani Polres Malinau dalam sepekan terakhir. Sebelumnya jajaran Jatanras Satreskrim Polres Malinau menemukan TA di Malinau Kota, kini jajaran Polsek Malinau Barat kembali menemukan anak yang dilaporkan hilang 2 hari sebelumnya oleh pihak keluarga di Kecamatan Malinau Utara.
Saat dikonfirmasi Kapolres Malinau AKBP Andreas Deddy Wijaya, S.I.K., melalui Kapolsek Malinau Barat IPDA Dedi Priyanto, S.AP., mengungkapkan bahwa pada Selasa lalu, pihak keluarga Bunga telah melaporkan ke Polsek Malinau Barat tidak kembali ke rumah. Sehingga demi menghindari hal yang tidak diinginkan dengan sigap personel Polres Malinau, khususnya jajaran Polsek Malinau Barat turut bergerak cepat menindaklanjuti laporan tersebut.
“Alhamdulilah, setelah kami melakukan pencarian keberadaannya, akhirnya kami menemukan anak tersebut di rumah temannya di Kecamatan Malinau Utara dengan sehat dan selamat pada Kamis (26/1) malam. Sebelumnya, orang tuanya melaporkan ke Polsek Malinau Barat terkait kehilangan anak tersebut sejak Selasa kemarin. Setelah ketemu, kita bawa ke Mako Polsek Malinau Barat dan selanjutnya anak tersebut kami kembalikan ke orang tuanya,” kata Dedi Priyanto, Jumat, 27 Januari 2023.
Ia menjelaskan bahwa anak tersebut bukannya diculik orang. Melainkan kabur dari rumahnya karena lantaran berkecil hati usai dimarahi orang tuanya.
“Jadi, dia ini memang murni kabur dari rumah bukan karena diculik, dia merasa sudah tidak disayang orang tuanya,” jelasnya.
Dalam menangani kasus anak hilang ini, Deddy menerangkan pihaknya sangat mengkhawatirkan, adanya informasi hoaks yang sempat beredar di masyarakat. Pun demikian, ia meminta masyarakat agar bisa lebih bijak dalam menerima informasi.
“Pada saat yang sama juga, khususnya di Kabupaten Malinau ini beredar luas di medsos maupun melalui WhatsApp Group soal penculikan anak. Jadi Kami perlu luruskan bahwa informasi itu tidak benar,” terangnya.
“Dalam kasus ini kita juga berikan sedikit konseling agar anak tersebut paham, marah itu bagian dari didikan orang tua untuk anaknya, jadi orang tua marah ke anak salah satu bentuk didikan dan sayang kepada anak. Pada saat dikabarkan hilang, orang tuanyapun juga turut mencari keberadaan buah hatinya, jadi ini bentuk kasih sayang orang tua kepada buah hatinya. Di sisi lain, kami juga meminta orang tua agar dengan baik mendidik anak tanpa adanya kekerasan dan agar selalu menjaga serta mengawasi putra-putrinya, agar kasus tersebut tidak benar terjadi,” pungkasnya. (*)
Reporter: Osarade
Editor: Yogi Wibawa