benuanta.co.id, BULUNGAN – Pengembangan wilayah perbatasan terus dilakukan, salah satunya akan membangun sebuah gudang untuk bahan pokok (Bapok) masyarakat yang akan dilaksanakan oleh Dinas Perindustrian Perdagangan dan Koperasi Usaha Kecil Menengah (Disperindagkop dan UKM) Provinsi Kalimantan Utara (Kaltara).
Kepala Disperindagkop dan UKM Kaltara, Hasriyani mengatakan jika masyarakat di Sungai Ular Kecamatan Sei Manggaris, Kabupaten Nunukan meminta adanya pembangunan gudang bahan pokok.
“Saya turun ke Sungai Ular, ada permintaan masyarakat di sana mau menghibahkan lahan untuk dibuatkan gudang. Saya pikir memang hal yang bagus, saya tidak ingin berikan anggaran baik APBD atau APBN tanpa melihat lokasi secara jelas. Apakah bermanfaat atau tidak,” ucapnya kepada benuanta.co.id, Sabtu 21 Januari 2023.
Dia mengatakan lokasinya 1 kilometer dari pelabuhan Sungai Ular, yang kini dikelola oleh Dinas Perhubungan melalui APBN. Dimana luas lahan untuk pembangunan gudang, masyarakat siap memberikan lahan seberapa yang di minta pemerintah.
“Tapi kita menyampaikan bahwa kebutuhan dulu deh, karena itukan berkembang, sementara mereka memberikan 1 hektare. Didepannya itu persawahan, saya yakin saat itu dibuat maka akan tumbuh perekonomian disekitar. Saat ada gudang maka akan ada tenaga kerja yang terserap disitu,” tuturnya.
Gudang ini supaya menjadi kewenangan Pemerintah Provinsi Kaltara, maka itu harus distribusi regional, artinya barang dari luar dan hasil pertanian masyarakat juga bisa diperjualbelikan antar pulau baik Kaltara maupun yang terdekat.
“Nanti dikelola oleh Perusda atau pihak ketiga, yang penting kita mendapatkan PAD,” bebernya.
Hasriyani memaparkan, konsepnya bukan hanya gudang kering bapok, tetapi disitu juga ada Cold Storage penyimpanan ikan. Fungsi gudang nanti bisa didistribusikan ke Sebuku, Sembakung, Lumbis Hulu, Lumbis Pansiangan dan wilayah lainnya.
“Jadi nanti pakai APBN, anggarannya di Kementerian Perdagangan dana TP (Tugas Perbantuan) itukan terbatas hanya 6 sampai 10 miliar, sementara yang inikan kita butuh 20 sampai 30 miliar untuk gudang,” sebutnya.
Dia menambahkan rencana pengembangannya pada tahun ini ada namun dirinya melihat perencanaan dan feasibility study (FS) yang lebih utama.
“Karena dengan FS inikan menjadi kekuatan, disitukan sudah dilihat aspek ekonomi, sosial dan sebagainya,” pungkasnya.(*)
Reporter: Heri Muliadi
Editor: Ramli