Tinggalkan Motor dan Koper Berisi Pakaian dan Cempedak Depan Polres Tarakan, Polisi Sebut Pelaku Gangguan Ingatan

benuanta.co.id, TARAKAN – Polres Tarakan melaksanakan konferensi pers mengenai barang mencurigakan diparkir pelaku di depan Polres Tarakan pada Selasa siang (17/01/2023). Sebuah koper coklat di atas motor Honda Blade dan ada kardus terparkir rapi di depan Mako Polres Tarakan dengan dugaan awal benda berbahaya jenis bahan peledak.

Dugaan sementara bom lantaran pemilik motor dengan inisial AS (35) sempat mendatangi penjagaan SPKT Polres Tarakan sekira pukul 11.00 Wita. Ia pun sempat mengeluarkan kata makian kepada petugas sambil meneriakkan kalimat jihad dan meminta untuk ditembak. Terdapat pula ancamannya yang menyebut akan meledakan Polres Tarakan.

Selepas berbuat nekat dan mengeluarkan kalimat ancaman, AS pun meninggalkan ruang penjagaan dan memarkirkan motor dengan plat KT 4119 FY di depan Mako Polres Tarakan sebelum akhirnya menghilang.

Pihak Polres Tarakan pun langsung mengambil tindakan cepat berupa sterilisasi menggunakan police line dengan radius 8 meter. Polres Tarakan juga langsung berkoordinasi dengan Jibom Brimob Polda Kaltara guna sterilisasi disposal benda diduga bom.

Baca Juga :  Hari Terakhir Penjaringan PAN, Baru 2 Tokoh yang Mendaftar jadi Calon Wakil Wali Kota  

Tak berselang lama, personel gegana yang berpakaian serba hitam langsung melakukan persiapan membuka akses dengan suara ledakan guna membuka koper dan kardus yang diduga berisi bom. Ternyata setelah dibuka, dugaan bom tersebut berisi beberapa lembar pakaian dan buah 4 buah cempedak.

“Untuk interogasi awal dari pelaku didapati AS ada rekomendasi rujukan gangguan kejiwaan. AS juga memiliki rekomendasi berobat pada 9 November 2021 lalu,” ucap Kapolres Tarakan, AKBP Taufik Nurmandia melalui Waka Polres Tarakan, Kompol Ariantoni di hadapan pewarta, Selasa petang.

Dari surat rekomendasi tersebut AS di diagnosa mengidap paranoid skizofrenia atau gangguan ingatan. Saat inipun belum terdapat tindakan hukum dari kepolisian dikarenakan pelaku yang dalam gangguan kejiwaan.

Pihak kepolisian pun masih akan melakukan observasi ke ahli jiwa. “Sampai sekarang ngomongnya masih ngawur. Mungkin nanti kami akan dibantu dokter spesialis kejiwaan,” tukasnya.

Menyoal suara ledakan keras layaknya bom yang terjadi pada pukul 14.31 juga dijelaskan oleh Wadansat Brimob Polda Kaltara, AKBP Sutrisno Hady Santoso. Ia menguraikan suara ledakan tersebut merupakan SOP untuk membuka akses dugaan bom pada suatu tempat atau barang.

Baca Juga :  Evaluasi Layanan Mudik Lebaran, Ombudsman Kaltara Laporkan Hasil ke Pusat

Berdasarkan pantauan benuanta, persiapan hingga pembukaan akses pada benda diduga bom berlangsung sekitar tiga jam lamanya. Tepat pada pukul 15.20 Wita tindakan dari personel Gegana Brimob Polda Kaltara selesai.

“Sesampai di Polres anggota langsung melakukan analisis. Setelah dianalisis di evakuasi motor tersebut menuju tempat aman untuk pembukaan akses dengan menggunakan kode peledakan peralatan khusus dar Unit Jibom,” bebernya.

Ia menegaskan dalam pembukaan akses tidak ditemukan rangkaian bom maupun unsur bahan peledak lainnya.

Sementara itu, istri dari AS, Dina juga turut datang ke Polres Tarakan. Ia membenarkan statemen kepolisian bahwa AS yang merupakan suaminya sendiri memang memiliki penyakit kejiwaan.

Sebelum ke Mako Polres, AS terlebih dahulu mengantar dirinya ke rumah. Keduanya baru saja tiba dari Nunukan melalui Pelabuhan Tengkayu I. Setelah mengantar Dina pulang, AS pamit untuk mengambil barang. Dina mengaku sudah melarang AS pergi seorang diri, namun AS tak menghiraukan larangan dari istrinya tersebut.

Baca Juga :  Sabu Masuk Desa Kian Meresahkan, Giliran Warga di Sebuku Digrebek Polisi

“Saya takut dia jalan sendiri juga ke Nunukan, akhirnya saya temani. Selama di Nunukan aman saja tidak ada fatal gitu. Tadi juga pulang saya diantar ke rumah aman saja. Terus pamit keluar katanya mau ambil barang tapi saya tunggu tidak pulang-pulang,” urai Dina.

Ia juga mengatakan, AS memang memiliki riwayat kejiwaan yang pada 2021 lalu sudah di rujuk di salah satu klinik. Namun, pasca membaik AS tak lagi mau berobat.

Menurutnya, AS harus selalu mengkonsumsi obat, jika tidak penyakit kejiwaannya akan terus kambuh.

“Kambuhnya jalan terus tidak mau tidur. Dulu juga saya sembunyikan pisau-pisau di rumah, tapi kalau kumat tidak pernah melukai seseorang juga,” katanya.

AS pun diketahui bekerja pada sebuah agen speedboat. Ia merupakan Anak Buah Kapal (ABK) yang kesehariannya berlayar. Diketahui ia juga tidak pernah mengkonsumsi obat-obatan maupun minuman keras.(*)

Reporter: Endah Agustina

Editor: Ramli

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *