benuanta.co.id, TARAKAN – Proyeksi terbaru Dana Moneter Internasional (International Monetary Fund/IMF) memprediksi sepertiga dunia akan mengalami resesi di tahun ini. Tentunya, hal inipun perlu diwaspadai agar Indonesia tidak terjerumus ke dalam jurang resesi di tahun 2023.
Menyikapi hal tersebut, Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Kalimantan Utara (Kaltara), Teddy Budiman menyebut kemungkinan Indonesia akan jauh dari jerumus jurang resesi dunia. Selain itu, pihaknya juga memprediksi di tengah-tengah resesi dunia, UMKM tidak akan terkena imbas dari resesi tersebut.
“Kalau definisi krisis kita harus pahami bersama dia pertumbuhan ekonominya minus dua kali berturut-turut,” sebutnya.
Ia juga menguraikan di tahun 2022 lalu sempat terjadi minusnya pertumbuhan ekonomi, namun di tahun 2023 ini pihaknya optimis kondisi global ini mampu dikendalikannya.
Pihaknya juga telah melakukan antisipasi berupa kebijakan baik dari suku bunga dan mediasi perbankan.
“Yang kita khawatirkan ada terjadinya stagflasi yaitu pertumbuhan ekonomi negatif kemudian inflasinya tinggi. Kami menjaga pertumbuhan ekonomi itu tetap tinggi, tentunya dengan menjaga UMKM,” jelasnya.
Teddy melanjutkan, pihaknya akan terus melakukan dorongan terhadap UMKM agar pertumbuhan ekonomi agar terus maju. Terlebih pertumbuhan ekonomi di Kaltara hingga triwulan ketiga tumbuh sebesar 5,3 persen.
Sementara itu, Deputi Kepala Perwakilan Tim Perumusan dan Implementasi BI Kaltara, Bambang menambahkan potensi UMKM terhadap pertumbuhan ekonomi cukup tinggi mencapai 10 persen. Maka dari itu pihaknya optimis bahwa UMKM mampu menghadapi gempuran di tengah-tengah resesi 2023.
“Jadi hanya UMKM yang menjadi salah satu solusi ketika terdapat tekanan besar, jadi ini kita juga harus bersinergi dengan Pemerintah Daerah juga seperti bangga dengan produk Indonesia,” tambahnya.
Ke depan pihak Bank Indonesia juga akan melakukan kegiatan guna mendorong agar masyarakat cinta terhadap produk buatan Indonesia.
“Untuk itu mari pegiat UMKM kita sukseskan bersama dan mengajak terus masyarakat Indonesia untuk terus menggunakan produk buatan Indonesia,” singkatnya. (*)
Reporter: Endah Agustina
Editor: Matthew Gregori Nusa