Tantangan Literasi dan Numerasi Anak di Nunukan

benuanta.co.id, NUNUKAN – Tim inovasi Kaltara memberikan bantuan buku bacaan peserta didik kepada Pemerintah Kabupaten Nunukan melalui Dinas Pendidikan Kabupaten Nunukan. Buku yang didistribusikan kepada 70 Sekolah Dasar (SD) yang ada di Kabupaten Nunukan berjumlah 105.000 eksemplar.

Wakil Bupati Nunukan H. Hanafiah, mengatakan buku merupakan jendela dunia, semakin banyak membaca maka semakin banyak ilmu dan pengetahuan yang akan di peroleh. Maka dari itu buku sangat berharga bagi kehidupan, namun kebiasaan membaca saat ini sudah mulai menurun, terutama dikalangan pelajar dan anak-anak.

Calon Gubernur Kalimantan Utara 2024-2029 Pilihanmu
1588 votes

Sehingga Pemerintah Kabupaten Nunukan melalui Dinas Pendidikan Kabupaten Nunukan bekerjasama dengan Tim Inovasi Kaltara dan Yayasan Litara melakukan pelatihan dan pendampingan fasilitator pemanfaatan buku, sekaligus meluncurkan Kamus Bahasa Tidung, beberapa hari lalu.

Baca Juga :  Bupati Nunukan Ajak Segera Bayar Zakat, Bisa Cepat Disalurkan

“Ini merupakan tanggungjawab kita bersama, bagaimana menyiapkan generasi muda kita di tahun 2045 Indonesia emas,” kata H. Hanafiah, Sabtu (17/12/2022).

“Saya minta tolong kepada para guru untuk dapat memberikan edukasi kapada para orang tua agar anak-anak atau balita mereka di berikan perhatian yang serius,” tambahnya.

Kepala Dinas Pendidikan Ahmad, juga menyampaikan bahwa dari assesment nasional di Kabupaten Nunukan masih rendah terutama di dalam hal literasi dan numerasi. Sehingga menjadi tantangan bagi dunia pendidikan bagaimana cara untuk meningkatkan literasi bagi peserta didik mulai dari tingkatan SD dan SMP.

Baca Juga :  Bikin Resah Warga Akibat Hobi Mencuri, Pemuda di Sebatik Ditangkap Polisi

“Meningkatkan ini semua bukan hanya dari dinas pendidikan saja melainkan melibatkan banyak pihak, salah satunya dari tim inovasi Kaltara, Yayasan Litara, dan Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Kabupaten Nunukan,” katanya.

Sementara itu, Tim Inovasi Kaltara Agus Prayitno, mengatakan perlunya inovasi terhadap bacaan.

“Soal dia kurang suka membaca itu nantinya kita pikirkan itu, paling tidak packaging lebih penting karena harus menarik sehingga anak ini mau membaca,” jelasnya.

Baca Juga :  Marak PMI Kabur Gaji Tak Sesuai, Faktanya Memang Tak Prosedur

Kata Agus Prayitno membangun budaya baca di sekolah juga menjadi tantangan tersendiri. Sebab menumbuhkan minat baca harus dilakukan tak hanya di sekolah.

“Apalagi tantangan sekarang mengalahkan semuanya, namun jika digunakan dengan tepat dan benar juga bisa digunakan untuk membaca, karena saat ini banyak buku digital,” pungkasnya. (*)

Reporter: Darmawan

Editor: Yogi Wibawa

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *