Tekan Stunting, Dinkes Nunukan Tingkatkan Akses dan Kualitas Pelayanan KB

benuanta.co.id, NUNUKAN – Kasus stunting di Indonesia 27,67 persen sedangkan target yang harus dicapai pada tahun 2024 adalah 14 persen

Sehingga Program Keluarga Berencana merupakan salah satu program intervensi sensitif dalam upaya penurunan angka stunting. Oleh karena itu, masih perlu kerja keras dalam menurunkan angka stunting tersebut. Antara lain melalui peningkatan kesertaan KB untuk menunda atau menjarangkan kelahiran pada keluarga yang berisiko stunting melalui koordinasi intensifikasi KB di fasilitas kesehatan.

Plt. Kadis Kesehatan Kabupaten Nunukan Hj. Miskia mengatakan, Fasilitas kesehatan jaringan dan jejaring memiliki peran yang sangat besar terhadap program keluarga berencana dan dalam upaya percepatan penurunan stunting melalui peningkatan kesertaan ber-KB. Koordinasi Intensifikasi Pelayanan KB di faskes dan Orientasi Peningkatan Kapasitas Pelayanan KB Bagi Tenaga Kesehatan di faskes sangat penting dan diperlukan mengingat jumlah faskes yang memberikan pelayanan KB dan teregister di BKKBN dalam beberapa tahun terakhir mengalami penurunan.

Baca Juga :  Tabrak Tunggul Kayu, Kapal Pengangkut Sembako Karam di Sungai Sebuku

Tujuan kegiatan ini adalah mendukung program percepatan penurunan stunting melalui peningkatan akses dan kualitas pelayanan KB, meningkatkan komitmen dan mitra kerja terkait di tingkat Kabupaten/Kota dalam Pelayanan KB, dan meningkatkan Pengetahuan dan Kapasitas Tenaga Kesehatan dalam pelayanan KB.

“Dalam meningkatkan akses dan kualitas pelayanan KB melalui peningkatan faskes dan untuk mendukung percepatan penurunan stunting, jadi kami berkomunikasi dengan BKKBN Provinsi Kaltim melalui program koordinator Bangga Kencana Provinsi Kalimantan Utara melaksanakan Koordinasi Intensifikasi pelayanan KB di Fasilitas Kesehatan,” kata Hj.Miskia, Jumat (4/11/2022).

Baca Juga :  Jalur Penyeludupan Narkoba di Nunukan Disebut Berubah, Ini Rutenya  

Selain itu, Bidang Kesehatan Masyarakat Dinkes P2KB Nunukan, Sabaruddin menyampaikan, permasalahan stunting beragam di tingkat keluarga dan komunitas. Maka dari itu selain tim pendamping keluarga yang disiapkan, banyak stakeholder yang dilibatkan.

Dari 12.435 anak yang dilakukan pengukuran terdapat balita pendek dan sangat pendek sebanyak 2.030 anak atau sebesar 20,3 persen.

Baca Juga :  DPRD Nunukan Siapkan Monitoring LKPJ Bupati TA 2024

“Jika melihat data kita masih jauh dari target nasional, jadi saat ini kita berupaya menurunkan angka stunting dengan lebih 2.000 anak ini. Apalagi target nasional membatasi jumlah kasus stunting tidak boleh melebihi 14 persen, tentunya ini membuat kita bekerja lebih keras,” terangnya.(*)

Reporter: Darmawan

Editor: Ramli

WhatsApp
TERSEDIA VOUCHER

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *