benuanta.co.id, NUNUKAN – Kepala Puskesmas Nunukan, dr.Ika Bihandayani mengimbau kepada masyarakat agar tidak terlalu panik terkait beberapa hari ini Indonesia dihebohkan dengan kasus Gangguan Ginjal Akut Progresif Atipikal (GGAPA) pada anak.
“Kita mengajak kepada masyarakat agar tidak panik, karena ini adalah ujian kita bersama, kita juga tidak mau tapi kita bisa sama-sama melewati hal itu,” kata dr.Ika, Rabu (26/10/2022).
Dia juga meminta agar masyarakat tetap menjaga kesehatan, dan stop untuk mengkonsumsi obat jenis sirup hingga nantinya ada edaran resmi merek produksi yang aman untuk dikonsumsi dari pemerintah.
Selain itu, dr. Ika juga mengajak kepada masyarakat agar mengurangi obat-obatan jenis kimia, karena tidak selamanya pengobatan langsung obat jenis kimia.
dr.Ika mencontohkan, sakit kepala yang banyak penyebab seperti kekurangan asupan cairan air putih, lebih banyak minuman seperti kopi, atau teh dan lainnya, seharusnya bisa diukur dulu di diri sendiri. Jangan hanya cita-cita sehat tapi pola hidup tidak sehat.
“Sakit kepala tidak langsung berobat ke puskesmas atau Rumah Sakit, dan praktik. Tapi budaya sehat mandiri dulu mungkin saja itu posisi tidur yang salah, bisa karena kolesterol makanan gorengan, makanan yang tinggi gula, dan garam itu semuanya ada batasnya, sehari berapa banyak yang kita langgar,” jelasnya.
Coba cari penyebabnya terlebih dahulu, seperti kurangi dulu makan-makan yang bisa menjadi faktor tadi, perbanyak minum air putih, dengan istirahat yang cukup, itu dulu yang dilakukan.
Kenyataannya, orang-orang cenderung memilih minum obat kimia saat mengalami sakit ringan. Tentu saja, karena obat mudah didapat dan efek penyembuhannya lebih cepat. Padahal, terlalu sering mengonsumsi obat-obatan kimia itu akan menimbulkan efek samping.
Sebenarnya, tubuh sudah mempunyai sistem imun yang mampu berperang melawan penyakit. Namun, jika selalu mengandalkan obat tiap kali sakit, lama-kelamaan kemampuan sistem imun itu akan menurun. “Kita justru jadi lebih mudah sakit, lalu ketergantungan,” ujarnya.
Kalau sudah begitu, tubuh tidak lagi kebal penyakit, tapi justru kebal terhadap obat. Selain itu, dalam jangka panjang akan ada kemungkinan kerusakan ginjal dan hati. Lagi-lagi, bukannya sembuh, penyakit baru malah menyerang tubuh. (*)
Reporter: Darmawan
Editor: Matthew Gregori Nusa