benuanta.co.id, TARAKAN – Rangkaian demonstrasi petambak soal anjloknya harga udang windu pada Selasa, 18 Oktober 2022 berlanjut dengan duduk bersama Gubernur Kalimantan Utara, Drs. H Zainal A Paliwang, S.H., M.Hum pada Rabu, 19 Oktober 2022.
Dalam duduk bersama ini, dihadiri langsung oleh Gubernur Kaltara secara langsung bersama rombongan Pemprov Kaltara serta petambak atau nelayan udang sendiri.
Dalam pemaparannya, Gubernur menyampaikan beberapa hal yang telah pihaknya lakukan terkait turunnya harga udang ini. Ia menjelaskan telah dilakukan beberapa kali diskusi dengan pemilik modal untuk membuat cold storage di Tarakan.
“Kalau lambat responnya dari cold storage kita pakai APBD nanti untuk membuat cold storage untuk menampung hasil panen dari petambak,” jelasnya, Rabu (19/10/2022).
Tak hanya itu, terdapat upaya lainnya yakni pihaknya juga telah mengumpulkan semua pemilik cold storage untuk mencari titik benang kusut dari harga udang yang terus menurun ini. Ia juga menyadari di wilayah lainnya seperti Makassar dan Balikpapan juga mengalami hal yang sama namun harga udang masih berada pada batas wajar.
“Kalau di sana tidak sampai anjlok, jadi harga udang ini bisnis to bisnis. Kalau di tempat lain perlakukan beli udang itu beda di Kaltara, di Balikpapan dan Makassar kalau hasil panen langsung jual ke pabrik dan cara penimbangan juga yang dilakukan juga beda dengan di Tarakan, ini yang mau kita urai,” beber dia.
Orang nomor satu di Kaltara itu juga telah memanggil tiga perusahaan dimana ia meminta jika membeli udang dari petambak harus langsung menjual ke pabrik. Ia mengatakan nelayan tambak boleh saja juga menjual langsung hasil panen ke pos pembelian udang yang memiliki izin. Menurutnya, pos pembelian udang saat ini sudah terlalu banyak yang tak memiliki izin.
“Mereka sepakat, ada 3 ribu space itu penjual. Saya yakin kalau petambak langsung menjual ke pabrik itu harganya (udang) tidak sebegitu jatuh. Dulu itu hanya ada 2 pos pembeli udang dan tidak ada masalah harga waktu itu, sekarang pembelian udang ratusan dan susah dikontrol,” sebut Zainal.
Guna mengantisipasi hal itu juga ia akan membentuk Satgas untuk memantau perizinan pos pembelian udang. Dalam hal ini ia menegaskan keberpihakan nya kepada nelayan maupun petambak udang menyoal anjloknya harga udang windu ini.
“Kemarin saya sayangkan, seharusnya kita ada komunikasi. Termasuk anak-anak saya di UBT belum pernah ada komunikasi, hanya melalui WhatsApp saya sampaikan ke Ketua BEM UBT saya itu tidak menutup mata, bukan lupa janji tapi saya sudah berbuat untuk bagaimana harga udang ini bisa stabil,” tegasnya.
“Saya tidak mau kegiatan kemarin (demonstrasi) disusupi pihak ketiga, diboncengi pihak yang ingin mendorong situasi yang tidak nyaman di Tarakan,” lanjut Gubernur.
Gubernur menguraikan, pihaknya juga telah melakukan MoU dengan Himpunan Nelayan Seluruh Indonesia (HNSI) Jawa Tengah guna mengakomodir tak hanya udang namun seluruh produk perikanan di Kaltara. Anjloknya produk perikanan ini bukan hanya pada udang, namun sempat pada komoditas rumput laut yang saat ini harganya sudah stabil bahkan jauh lebih baik.
“Dulu kasian harga jual Rp 19 ribu, bahkan sempat Rp 12 ribu. Tapi kami sudah atasi kami buat koperasi dan kami terima harga Rp 29 ribu, setelah itu harga rumput laut melonjak tinggi sampai sempat harga Rp 40 ribu perkilogram, ini upaya-upaya. Jadi saya ini tidak tinggal diam, saya pikir bagaimana cara mensejahterakan masyarakat saya,” ucapnya.
“Saya setiap hari tidur jam 2 jam 3 pagi untuk memikirkan hal ini, jangan sampai hanya karena harga udang yang lain tidak pernah dilihat yang sudah kita buat tiba-tiba turunkan Gubernur, dari mana sejarahnya. Ini sudah dimasuki oleh pihak ketiga. Jadi saya tidak pernah diam,” lanjut Gubernur.
Terpisah, Ketua HNSI Kaltara, Nurhasan menegaskan diskusi kali ini pihaknya mengharapkan bukan hanya kenaikan harga tapi kestabilan harga yang berkelanjutan.
“Ini akan terus berjalan, pak Gubernur kan sudah panggil cold storage, tapikan masyarakat juga punya alasan, dorongan itu bukan hanya menegur Gubernur tapi memberi solusi untuk hal yang lebih tegas,” ungkapnya.
Ia melanjutkan, pihaknya berharap Gubernur dapat tegas dalam bertemu pihak cold storage. Pihaknya juga ingin mendengar langsung alasan dari pabrik menyoal harga udang yang rendah ini.
“Sudah ada jalan sebenarnya, wajib ada pertemuan lanjutan dan gubernur sudah siap. Poin pembahasan yang sama, tuntutan masyarakat sudah ditampung Gubernur dari cold storage sudah ditampung juga. Kami menuntut untuk dibuat pernyataan untuk disetujui agar tak dilanggar,” bebernya.
Dalam pertemuan selanjutnya ia berharap sudah terdapat titik terang dari permasalahan harga udang ini. Baik dari pihak Gubernur maupun pihak cold storage.
“Jangan ada adu mulut lagi, Gubernur kan sudah dengar dari masyarakat juga cold storage. Jangan membahas bahas lagi, Gubernur pasti paham kalau ada pihak yang melanggar ya harus ada sanksi,” pungkasnya. (*)
Reporter: Endah Agustina
Editor: Matthew Gregori Nusa