Dinas Pertanian Kembangkan Peternakan Sapi dengan Konsep Padang Pengembalaan 

benuanta.co.id, BULUNGAN – Tingkatkan populasi ternak sapi di Provinsi Kalimantan Utara (Kaltara), Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Provinsi Kaltara akan menerapkan program Ranch atau Padang Pengembalaan.

Konsep peternakan ini seperti yang diterapkan di New Zealand berupa pengembalaan sapi di alam terbuka. Di Indonesia sendiri konsep ini dapat ditemukan di Padang Mangatas Provinsi Sumatera Barat.

Calon Gubernur Kalimantan Utara 2024-2029 Pilihanmu
1987 votes

Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Kaltara, Ir. Heri Rudiyono melalui Kepala Bidang Peternakan dan Kesehatan Hewan DPKP, drh. Muhammad Rais Kahar mengatakan konsep peternakan yang akan dikembangkan itu, mengarah kepada konsep Padang Pengembalaan atau pola sentra permukiman peternak.

“Kalau di luar negeri itu seperti yang ada di Australia New Zealand. Sapi di lepas diatasnya yang sudah ada rumputnya, konsep ini setelah kita evaluasi memang harus kita laksanakan di Indonesia, kenapa? Pertama Kalimantan secara umum apalagi Kaltara secara khusus adalah wilayah ekstensif dengan wilayah lahan yang luas yang banyak tidak terkelola,” ucapnya kepada benuanta.co.id, Rabu 5 Oktober 2022.

Baca Juga :  DPKP Kaltara Dorong Lahan Kurang Produktif Ditanam Jagung

Kata dia, terkait lahan ini, karena peternakan itu sebenarnya usaha yang berbasiskan lahan, jika masih mengembangkan peternakan dengan konsep pengandangan hal itu belum waktunya dilaksanakan. Pasalnya pola pengandangan hanya bisa dilakukan satu pada wilayah-wilayah yang intensif.

“Peternaknya betul-betul fokus untuk beternak, ketiga memang memiliki keterbatasan lahan sehingga harus dikandangkan. Tetapi untuk konteks Kaltara, kita belum bisa mengarah situ karena secara garis besar peternak itu ada tahapan yang harus dilalui,” jelasnya.

Dia mengatakan permasalahan yang ditemukan di Kaltara adalah kekurangan populasi, dirinya menilai hal ini sangat fatal. Dalam kacamatanya, gambaran untuk kebutuhan ternak dalam setahun sampai 6 ribu ekor sapi potong, sedangkan populasi yang tercatat secara statistik, untuk sapi kerbau baru mencapai 26 ribu ekor.

Baca Juga :  DPKP Kaltara Dorong Lahan Kurang Produktif Ditanam Jagung

“Kalau setiap tahun harus dipotong 6 ribu ekor dengan populasi yang ada maka beberapa tahun saja habis. Apalagi kenaikan setiap tahun untuk Provinsi Kaltara hanya 100-200 ekor saja, kita lihat di tahun 2020 ke 2021 naiknya hanya 21 ekor,” sebutnya.

Oleh karena itu, tahapan pembangunan peternakan itu harus disiplin mulai dari pada pembibitan, pembiakan sampai kepada penggemukan. Kata dia, tidak boleh langsung lompat kepada penggemukan atau pembiakan.

“Karena permasalahan kita adalah tidak memiliki jumlah anakan-anakan atau bakalan-bakalan sapi. Jadi kita harus menyelesaikan di sektor hulunya yaitu bagaimana memperbanyak anakan serta bakalan-bakalan, itu utama yang harus kita lakukan,” jelasnya.

“Kalau kita dengan konsep sekian tahun di Kaltara ini dengan model bantuan kelompok, kita cari kelompok, suruh buat kendang, suruh menanam rumput gajah, saya yakin tingkat kegagalan akan tinggi sekali. Kita sudah banyak melihat dan menyebarkan sapi ke masyarakat tetapi apa sekarang habis dijual dan sebagainya,” sambungnya.

Baca Juga :  DPKP Kaltara Dorong Lahan Kurang Produktif Ditanam Jagung

Untuk itu, dirinya mengharap seluruh pihak atau stakeholder yang ada di Kaltara baik pemerintah, legislatif ataupun masyarakat harus memahami jika Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan melalui Bidang Peternakan dan Kesehatan Hewan memiliki konsep besar jika didukung semua pihak akan terlihat hasilnya.

“Kami punya target di tahun ketiga sudah kelihatan hasilnya dan kita siap mengadakan ternak tanpa ada pengadaan dari pemerintah. Konsep kita seperti apa, akan dikembangkan padang pengembalaan,” tutur Rais Kahar begitu akrab disapa. (adv)

Reporter: Heri Muliadi

Editor: Yogi Wibawa

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *