benuanta.co.id, NUNUKAN – Pasca kejadian bencana alam longsor di Krayan Selatan, masyarakat pun kesulitan mendapatkan bahan pokok dan Bahan Bakar Minyak (BBM) serta listrik yang memadai.
Khusus untuk listrik, masyarakat hanya dapat menikmatinya selama 6 jam saja pasca longsor, dimana sebelumnya listrik bisa menyala hingga 12 jam.
Manager PLN UP3 Kaltara, Aditya Darmawan mengatakan listrik untuk masyarakat terdampak longsor masih bisa terlayani namun terbatas. Kata dia, bahan bakar untuk Pembangkit Listrik Tenaga Diesel (PLTD) ini didistribusikan dengan cara dipikul.
“BBM ini dipikul oleh teman-teman menuju ke lokasi pembangkit. Teman-teman sudah berjuang melistriki Krayan, Alhamdulillah sampai sekarang masih menyala,” ucap Aditya Darmawan kepada benuanta.co.id.
Dia menjelaskan, karena masih terkendala BBM maka waktu operasional PLTD ini dikurangi, kata dia jam nyala listrik ini diturunkan dari 12 jam ke 6 jam. Pengurangan jam operasional ini sendiri telah dikoordinasikan dengan stakeholder termasuk Bupati Nunukan maupun masyarakat Krayan Selatan.
“Ini supaya masyarakat masih tetap bisa mengisi daya handphone dan sebagainya. Alhamdulillah mereka masih support kita lakukan penurunan waktu nyala, untuk 6 jam ini posisinya hanya malam hari saja,” jelasnya.
Informasi yang diterimanya, jalan yang terdampak longsor ini pemulihannya memakan waktu selama sebulan. Aditya menjabarkan listrik yang ada beban puncaknya di angka 30 KW dan daya mampu PLN itu kisaran 80 KW di Long Layu.
“Itu masih ada cadangannya sekitar 63 persen atau 50 KW, disana itu ada 2 PLTD satu di Long Layu dan satunya di Pa Upan. Untuk PLTD Pa Upan beban puncaknya 22 KW, daya mampunya 40 KW dan cadangan 45 persen atau 18 KW,” sebutnya.
Aditya mengatakan saat dinyalakan selama 6 jam maka status BBM-nya normal namun jika 12 jam statusnya krisis. (*)
Reporter: Heri Muliadi
Editor: Matthew Gregori Nusa