benuanta.co.id, TARAKAN – Gubernur Kalimantan Utara (Kaltara) Drs. H. Zainal A. Paliwang, SH, M.Hum menghadiri kegiatan Gerakan Nasional Pengendalian Inflasi Pangan (GNPIP) yang digelar Kantor Perwakilan Bank Indonesia (KPwBI) Provinsi Kaltara di Taman Berkampung pada Ahad pagi (25/9).
Kegiatan ini diawali dengan senam pagi, komoditas pasar murah, penanaman sejuta pohon cabai, penandatanganan MoU Kerjasama Antar Daerah (KAD) hingga penyerahan bantuan Pemda dan Program Sosial Bank Indonesia (PSBI).
“Saya mengapresiasi dan menyambut baik atas terselenggaranya kegiatan gerakan tanam cabai pada hari ini. Semoga apa yang kita lakukan pada hari ini dapat menurunkan angka inflasi di Kaltara,” ujar Zainal dalam sambutannya, Ahad, 25 September 2022.
Menurutnya, dengan gerakan serentak tanam cabai Kaltara sebanyak 1 juta pohon yang diketahui menggunakan anggaran APBD dan APBN dapat mengendalikan inflasi di daerah Kaltara. Menekan harga dan ketersediaan cabai bagi rumah tangga dapat diwujudkan.
“Kegiatan gerakan serentak Se Kalimantan Utara ini adalah komitmen dari pemerintah Provinsi Kaltara bersama Bank Indonesia serta pemerintah Kabupaten Kota se Kaltara sebagai upaya mengendalikan inflasi menjaga kestabilan harga cabai dan menjaga stok ketersediaan stok cabai di Provinsi Kaltara,” ucapnya.




Gubernur Kaltara optimis dalam 3 bulan ke depan bisa berbuah banyak dari hasil masyarakat ikut gerakan tanam cabai serentak tidak perlu beli cabai kembali di pasar.
“Karena mereka sudah memiliki pohon-pohon cabai yang mereka tanam di rumah dan dengan mereka tidak beli cabai di pasar saya yakin harga cabai di pasar drop turun, makanya mari kita semangat tanam cabai,” ungkapnya.
Tak hanya itu, kata Zainal pada saat ini Pemprov Kaltara beserta pimpinan daerah Kabupaten Kota terus lakukan koordinasi dengan tim inflasi pusat.
“Agar dapat terkendali, sebab presiden indonesia bapak Joko Widodo bahkan memberikan perhatian khusus kepada gubernur bupati walikota untuk bekerjasama dengan tim inflasi pusat dan daerah agar tetap tekan inflasi di bawah 5 persen,” ujarnya.
Lebih lanjut, Zainal mengatakan berdasarkan data rilis Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Kaltara pada bulan Juli 2022 ini mengalami inflasi 0,47 persen.
“Inflasi kalender sebesar 3,70 persen dan inflasi tahun ke tahun 5,72 persen, kenaikan inflasi tersebut dipengaruhi oleh beberapa kelompok diantaranya kelompok transportasi sebesar 0.37 persen kelompok penyediaan makanan dan minuman restoran sebesar 0.37 persen dan kelompok makanan, minuman tembakau 0,33 persen,” ucapnya.
Bahkan menurut Zainal ada pun efek kenaikan Bahan Bakar Minyak (BBM) juga menjadi pemicu harga bahan pokok di Kaltara naik.
“Berdasarkan pantauan harga pasar masih ada harga yang tetap namun terdapat beberapa komoditas bahan pokok yang mengalami kenaikan, seperti tepung terigu mengalami kenaikan Rp 4 ribu kemudian cabai rawit mengalami kenaikan Rp 10 ribu dan ongkos tiket pesawat,” ungkapnya.
Zainal menegaskan saat ini Pemprov Kaltara sedang lakukan langkah preventif untuk mengendalikan inflasi di daerah.
“Dengan beberapa kegiatan di antaranya kegiatan komoditas pertanian tanam cabai bawang merah, tepung, jagung, padi dan penyediaan alat mesin pertanian dalam rangka meningkatkan produktivitas dan menekan biaya produksi,” tutupnya.(*)
Reporter: Georgie Silalahi
Editor: Ramli